JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Menyusul ditemukannya korban meninggal dunia akibat suspect flu burung di kawasan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Minggu (8/12) kemarin, Pemprov DKI Jakarta langsung bergerak cepat menangani kasus tersebut. Untuk mencegah penyebaran virus H5N1, Dinas Kelautan dan Pertanian, membuka pos pengaduan berikut nomor hotline yang mudah dihubungi.
Dengan adanya posko ini, warga yang melihat maupun menemukan unggas yang mati mendadak atau adanya warga yang mengalami gejala demam tinggi diduga akibat flu burung, diharapkan segera melaporkannya kepada petugas terkait di enam wilayah Jakarta tersebut.
Keenam pos pengaduan itu yakni, Sudin Kelautan dan Pertanian Jakatim dengan nomor telepon 0816954326, Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel 08128543354, Sudin Pertanian dan Peternakan Jakpus 081284211191, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakbar 08158834371, Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakut 08151827656, serta Balai Kesehatan Hewan dan Ikan 08129940881.
“Warga yang menemukan adanya unggas pangan yang dipelihara atau unggas kesayangan peliharaan yang mati mendadak, bisa melaporkannya kepada enam nomor hotline itu. Kami akan langsung bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan dan pemeriksaan, sehingga virus flu burung tidak menyebar luas ke manusia,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Ipih Ruyani kepada artawan di Balaikota, Jakarta, Senin (9/1).
Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, untuk penanganan lebih lanjut jika ditemukan warga yang mengalami demam tinggi diduga akibat flu burung. Nantinya, korban langsung dirujuk ke rumah sakit (RS) rujukan untuk penanganan lebih lanjut. “Pastinya dengan adanya enam pos pengaduan ini, maka kami bisa bergerak lebih cepat untuk melakukan penanganan, antisipasi, penyembuhan dan pencegahan penyebaran virus avian influenza atau flu burung ini,” tegas Ipih.
Cara penularan virus influenza tipe A jenis H5N1 ini, bisa melalui udara dan air yang sudah tercemar dari lendir dan kotoran/sekreta unggas yang terjangkit. Unggas yang menderita influenza H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah yang besar dalam kotorannya.
Gejala klinis pada unggas, diungkankan Ipih, terdapat warna ungu kebiruan pada jengger, kaki dan daerah yang tidak ditumbuhi bulu. Lalu, keluar cairan dari mata dan hidung, pembengkakan di bagian muka dan kepala, pendarahan di bagian kulit, pendarahan bintik pada daerah dada, kaki, dan telepak kaki.
Sementara gejala pada manusia hampir sama dengan gejala seperti flu biasanya. Misalnya, demam lebih dari 38 derajat celcius, sakit tenggorokan, batuk-pilek, sesak nafas, lemas, muntah, tidak nafsu makan, diare, nyeri otot, sakit kepala sampai dengan pendarahan.
Negatif Flu Burung
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Die Emmawati memastikan Adra Soraya Ramadani (5), negatif flu burung. Adra merupakan adik dari almarhum Puguh Dwi Yanto (23) yang meninggal dunia akibat diduga suspect flu burung. Sebelumnya, ia diduga suspect flu burung, karena telah melakukan kontak langsung dengan Puguh dan mengalami gejala yang sama kakaknya itu.
“Adra masih dirawat intensif di ICU khusus pasien flu burung RS Persahabatan Jakarta Timur. Kondisinya saat ini sudah stabil. Hasil laboratoriumnya juga negatif. Mudah-mudahan cepat sembuh, karena direspon dan ditangani dengan cepat dan baik," ujar dia.
Menurut dia, petugas Dinkes juga telah melakukan pengambilan sampel darah terhadap 10 orang yang juga diduga telah melakukan kontak langsung dengan almarhum Puguh. Kesepuluh orang itu, lanjutnya, juga langsung diberikan tami flu. Sedangkan untuk sampel baru akan diketahui sekitar satu pekan ke depan.
“Kami dalam waktu hingga dua pekan mendatang akan terus melakukan pemantauan untuk mempercepat deteksi, jika ditemukan ada pasien lain yang juga terjangkit virus flu burung. Kami akan minta RS Persahabatan, RS Sulianti Saroso dan RSPAD Gatot Subroto memprioritaskan pasien dugaan flu burung untuk mendapat perawatan. Jika tiba-tiba ada korban flu burung, tidak ada alasan kamar penuh,” tandasnya.(bjc/irw)
|