YORDANIA, Berita HUKUM - Anggota Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia-Palestina DPR RI Subardi mengunjungi kamp pengungsi Palestina di kamp Alwahda, Kota Amman, Yordania, Selasa (24/5) waktu setempat. Dalam kesempatan ini, GKSB DPR RI bekerja sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sebagai organisasi kemanusiaan dari Indonesia, menyalurkan bantuan kepada para pengungsi Palestina.
Bantuan berupa bahan pangan dan kebutuhan pokok pengungsi, seperti minyak goreng, gula, beras, daging kaleng, kacang-kacangan, kurma, pasta, susu, dan lain-lain. Bantuan ini juga berasal dari donasi masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui ACT. "Kami menyerahkan bantuan secara simbolis. Saya tersentuh melihat kehidupan penduduk Palestina di kamp pengungsian. Mereka kuat, tegar dan tetap semangat bertahan membesarkan anak-anaknya meski dengan keterbatasan," kata Subardi di kamp pengungsian Alwahda, Amman.
Yordania merupakan rumah bagi 2,2 juta pengungsi Palestina yang tersebar di 10 kamp pengungsian. Para pengungsi saat ini merupakan generasi ketiga atau keempat yang menetap disini sejak peristiwa Nakbah tahun 1948. Tragedi kemanusiaan itu membuat 750 ribu orang Palestina terusir dari negaranya. Salah satu negara tujuan terbesar adalah Yordania.
"Mungkin ini generasi ketiga atau keempat sejak peristiwa eksodus massal tahun 1948. Kakek nenek mereka terusir dari Palestina dan sampai sekarang mereka bertahan disini. Tidak ada pilihan karena disini lebih aman," terang legislator Partai NasDem tersebut.
Kunjungan Subardi bersama delegasi DPR RI mengusung agenda utama, mendukung kemerdekaan Palestina melalui jalur diplomasi antarparlemen. Parlemen Indonesia juga menggelar pertemuan dengan parlemen Palestina atau The Palestinian National Council (PNC) di kantor PNC, Amman Yordania. Hadir Ketua PNC, Raouhi Fattouh dan Sekjen PNC, Fahmi al-Zaarir. Sementara perwakilan Parlemen Yordania dihadiri Ahmad Ousho Dawyama. Hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Yordania, Ade Padmo Sarwono.
Legislator dapil DIY itu berharap, kerja sama DPR RI dengan Parlemen Palestina terus berlanjut untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel, serta menghentikan penindasan terhadap warga sipil. "Saat di forum saya menyampaikan duka cita atas pembunuhan Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh di Jenin, Tepi Barat. Penindasan seperti ini sudah terjadi berulangkali. Harapan saya, diplomasi antarparlemen ini akan menggalang dukungan internasional, menggalang diplomasi multilateral dan perundingan damai," jelas Subardi.
Terakhir, Subardi mengusulkan agar Palestina harus bercita-cita menjadi negara merdeka dengan terlebih dahulu memulihkan persatuan (antar golongan) nasional Palestina. Palestina juga perlu memiliki konsensus negara berdasarkan nilai-nilai agama sebagai ideologi persatuan bangsa. Ke depan, Palestina perlu menggalang diplomatik ke negara-negara non-muslim untuk mendapat dukungan kemerdekaan secara universal.(sf/DPR/bh/sya) |