Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Kemenkumham
Denny: Perdebatan Soal Pasal Santet Menyimpang
Tuesday 02 Apr 2013 15:23:15
 

Diskusi di gedung Kemenkumham, Selasa (2/4), (dari kiri) Ganjar Laksamana (pakar hokum pidana UI), Chandra Hamzah (mantan pimpinan KPK), Denny Indrayana (Wamenkumham), pembawa acara, Selasa (2/4).(Foto: BeritaHUKUM.com/din)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana menyebut bahwa perdebatan soal pasal Santet yang berkembang ke publik sudah menympang. Sebab, kata Denny, bukan santetnya yang akan dijerat pasal tersebut, tapi yang akan dipidana adalah si penawar santet itu sendiri.

Denny Indrayana dalam diskusi di gedung Kemenkumham, Selasa (2/4) mengatakan bahwa perdebatan yang terjadi di masyarakat mengenai akan dimasukkannya Pasal Santet. Yang menjadi perdebatan di publik, santet tidak bisa dibuktikan.

Kata Denny, bukan santetnya yang akan dikenakan pidana, tapi si penawar santet itu. "Panawaran santet, bukan santetnya. Itu yg kita lakukan, itu fokusnya. Tapi pembicaraan belakangan ini berbelok," kata Denny.

Nah, si penawar santet itulah yang akan dikenakan Pidana. Tapi masyarakat juga jangan terjebak hanya pada pasal Santet, Zina, dan Kumpol kebo. Banyak pasal-pasal lainnya, RUU KUHP ada 766 pasal dan KUHP-nya ada 569 pasal. "Jangan terjebak pada santet, itupun pemahamannya salah. Saya tegaskan, penawarnya yang bisa dipidanakan," terangnya.

Anggota Komisi III, Indra yang juga hadir dalam diskusi menambahkan, Anggota komisi III dan Kemenkumham saat ini harus lebih fokus pada pasal santet, zina, dan kumpul kebo itu. Sebab, itu yang saat ini berkembang diperdebatkan publik. "Harus fokus, pada forum seperti ini, apa yang ada isu dipublik saat ini. Ini masukan buat pak Denny," ujar Indra.

Sebab kalau kita bicara ratusan pasal, maka masyarakat akan tambah dibingungkan. "Kita bicara seperti isu yang ada dipublik. Seperti zina, santet, kumpul kebo itu," tegas Indra.

Seperti diketahui, pasal Santet akan diatur dalam RUU KUHP, selain santet, zina dan kumpul kebo pun demikian. Namun sampai saat ini masih dalam perdebatan.(bhc/din)



 
   Berita Terkait > Kemenkumham
 
  Menkum HAM RI Dr. Andi Agtas Silaturahmi di Kota Palu, Hadir Advokat Rakyat Agus Salim
  Menkumham Yasonna Laoly Tekankan Pentingnya Literasi Keagamaan Lintas Budaya
  Indonesia dan Belanda Kerjasama Perangi Kejahatan Transnasional
  Ditjen Imigrasi Kemenkumham Perketat Sistem Penerbitan Paspor demi Cegah TPPO dan Calon PMI Non-prosedural
  Legislator Pertanyakan Penunjukan Dirut PT Krakatau Steel Jadi Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2