WASHINGTON (BeritaHUKUM.com) – Serangan Hacker terhadap situs jejaring social LinkedIn, boleh bilang cukup serius. Pasalnya, pihak manajemen LinkedIn sudah meminta bantuan Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk menangkap hacker yang telah mencuri password penguna situs tersebut.
Menurut juru bicara LinkedIn, Hani Durzy ini sudah merupakan pelanggaran keamanan. “ Dimana 150 juta password pengguna dicuri dan Perusahaan tidak tahu, bahwa akun tersebut diambil alih,” ujarnya seperti diketuip dari Reuters, Jumat (8/6).
Meski demikian, LinkedIn sudah mengirim instruksi recovery kata kunci melalui email tiap user. Selanjutnya, mereka akan menerima email kedua dengan detail lebih lanjut mengenai mengapa perubahan itu penting dilakukan.
Kabar buruk ini menyeruak ketika LinkedIn dipaksa memperbarui aplikasi telepon seluler mereka setelah peneliti keamanan menemukan adanya cacat privasi. Dimana aplikasi telepon itu mengirim data kalender tanpa sandi ke server LinkedIn tanpa sepengetahuan pengguna.
Informasi itu termasuk nota pertemuan, yang kerap berisi informasi seperti nomor telepon dan kode kunci untuk panggilan telepon konferensi.
Namun para peneliti yang menemukan cacat itu mengatakan transmisi data ke server LinkedIn dilakukan tanpa indikasi jelas dari aplikasi ke pengguna. Kepala produk mobile LinkedIn Jeff Redfern melalui blog resi perusahaan mengumumkan bahwa informasi lebih lanjut telah ditambahkan ke aplikasi sehingga pengguna dapat mendapat gambaran lebih jelas tentang transmisi dan penggunaan informasi mereka. (rut/sya)
|