Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Microsoft
Ditekan Pemerintah, Microsoft Tutup LinkedIn di Cina
2021-10-16 06:41:40
 

 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Situs jejaring profesional LinkedIn adalah satu-satunya platform media sosial Amerika Serikat yang sebelumnya masih dibiarkan beroperasi di Cina.

Perusahaan raksasa teknologi Microsoft mengumumkan pada Kamis (14/10) bahwa pihaknya akan menghapus situs jaringan profesional LinkedIn dari pasar Cina akhir tahun ini karena peraturan ketat dari pemerintah di Beijing.

Apa yang dikatakan Microsoft?
Perusahaan akan mengakhiri operasi situs web LinkedIn di negara itu karena "lingkungan operasi yang jauh lebih menantang dan persyaratan kepatuhan yang lebih besar di Cina."

LinkedIn telah dikritik karena memblokir profil jurnalis Amerika Serikat di Cina karena berbagi "konten terlarang." Akademisi, pegawai pemerintah, dan tokoh lain di platform tersebut juga telah diblokir karena alasan yang sama. Organisasi hak asasi manusia mengutuk upaya sensor tersebut.

Linkedin membela tindakan itu dengan mengatakan bahwa platform lokalnya di Cina, yang diluncurkan pada tahun 2014, harus mematuhi undang-undang Cina.

Nantinya platform LinkedIn di Cina akan diganti dengan layanan yang disebut InJobs, jejaring sosial yang menggunakan beberapa fitur LinkedIn, tetapi tidak mengizinkan pengguna untuk memposting konten atau berbagi artikel.

LinkedIn, situs media sosial AS terakhir di Cina
LinkedIn adalah situs media sosial AS terakhir yang masih beroperasi di Cina. Pemerintah sebelumnya telah memblokir platform populer lainnya seperti Facebook dan Twitter.

Eyck Freymann, seorang peneliti studi Cina dan kandidat doktor di Universitas Oxford di Inggris, mengatakan kepada The Associated Press bahwa LinkedIn pada akhirnya membuat pilihan yang tepat dengan menutup layanannya.

Freymann mengaku telah menerima surat dari LinkedIn awal tahun ini yang mengatakan dirinya berbagi "konten terlarang" dan akunnya akan disembunyikan. Dia menyebutnya "memalukan" bahwa LinkedIn terlibat dalam penyensoran penggunanya.

Seluruh situs media sosial tunduk pada aturan ketat di Cina dan diharuskan menyerahkan data pribadi pengguna ketika diminta oleh pemerintah. Platform juga diharuskan untuk menghapus konten sensitif, seperti postingan yang kritis terhadap Partai Komunis Cina yang berkuasa.(ha/gtp/AP, AFP, Reuters, dpa/dw.com/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2