Nuklir Donald Trump Inginkan Kembalinya Supremasi Nuklir Amerika Serikat 2017-02-28 06:15:24
Sebuah rudal nuklir dari balon didirikan di tengah-tengah unjuk rasa di Washington.(Foto: Istimewa)
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Presiden Donald Trump menegaskan keinginannya agar Amerika Serikat memperluas persenjataan nuklirnya, dalam pernyataan pertama tentang masalah ini sejak menjabat sebagai presiden.
Trump mengatakan 'kemampuan nuklir AS telah jauh tertinggal' dan harus diubah untuk 'berada di tempat teratas.'
Dalam wawancara dengan kantor berita Reuters, ia menuturkan bahwa akan menjadi hal yang 'indah, sebuah impian' jika tidak ada negara yang memiliki senjata nuklir.
Menurut lembaga nonpartisan AS Arms Control Association, Amerika Serikat memiliki 7.100 senjata nuklir sementara Rusia memiliki 7.300.
Presiden menyatakan bahwa ia prihatinan karena persenjataan nuklir AS tertinggal jauh.
"Saya adalah orang pertama yang ingin agar semuanya, tidak ada yang memiliki nuklir, tapi kita tidak boleh tertinggal oleh negara-negara lain, sekalipun negara sahabat, kita tidak boleh ketinggalan dalam hal senjata nuklir.
"Akan merupakan hal yang indah, dan menjadi sebuah impian andai tidak ada negara yang memiliki nuklir. Tetapi bila ada negara-negara yang memiliki nuklir, kita harus berada di tempat teratas."
Pernyataan terbarunya soal senjata nuklir ini meegaskan sebuah cuitan yang ia tulis beberapa minggu setelah kemenangannya dalam pemilu, bahwa ia berjanji untuk meningkatkan kemampuan nuklir negara itu.
Sebuah perjanjian pembatasan senjata strategis baru antara AS dan Rusia, yang dikenal sebagai New Start, menetapkan bahwa tanggal 5 Februari tahun depan kedua negara harus membatasi persenjataan nuklir strategis mereka ke jumlah yang setara sepanjang 10 tahun.
Berikut adalah hal-hal yang diutarakan Trump kepada Reuters:
Cina adalah 'juara' manipulasi mata uang.
Ia 'sepenuhnya mendukung' Uni Eropa.
Sekutu-sekutu AS di NATO 'banyak berutang uang' dan akan menekan para anggota NATO untuk membayar iuran lebih besar.<
Ia lebih memilih solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina namun tetap terbuka terhadap solusi lainnya.
Hak atas fotoTWITTERImage captionAmerika Serikat harus memperkuat dan memperluas kemampuan nuklirnya hingga dunia menggunakan akal sehat terkait nuklir, cuitnya dalam Twitter.
Selama kampanye Trump menyebut proliferasi nuklir sebagai 'satu-satunya masalah terbesar' yang dihadapi dunia, dan mengatakan pula bahwa ia tidak bisa mengesampingkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir terhadap Eropa.
Capres saingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, berulang kali menuding Trump yang dianggapnya terlalu ganjil dan tak memiliki kemampuan diplomasi yang dibutuhkan untuk menghindari perang nuklir.
Ia mengejeknya dengan mengatakan "seorang pria yang bisa terprovokasi oleh cuitan di Twitter tidak seharusnya menjadi orang yang jari-jari tangannya berada di dekat kode nuklir".(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com