*Antar Uang ke Kongres Gunakan Tiga Mobil
JAKARTA-Tudingan Muhammad Nazaruddin telah terjadinya politik uang (money politic) dalam proses pemilihan Anas Urbaningrum pada Kongres Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat, 2010 lalu, mulai terkuak. Empat kurir/sopir yang ditugaskan Nazaruddin, memperkuat tuduhan itu
Mereka mengaku, mengantar uang ke Bandung menggunakan mobil dan dikawal voorijder. Para kurir tersebut juga mengakui kedekatan Anas Urbaningrun dan Nazaruddin. Sebelumnya, Nazaruddin melalui pesan BBM dan wawancara dengan sejumlah media, mengungkapkan kemengan Anas dalam Kongres Partai Demokrat di Bandunbg karena menebar uang kepada DPD dan DPR Demokrat.
Dua saksi, yakni Aan (sopir Nazaruddin) dan Dayat (sopir Yulianis, staf Nazaruddin) memperkuat tuduhan itu. Mereka secara terang-terangan membenarkan pernyataan Nazarudin mengenai perputaran uang dalam jumlah besar di kongres tersebut. Aan dan Dayat mengaku membawa uang dalam jumlah besar dengan kendaraan yang disopirinya masing-masing. Hal ini disampaikan dalam wawancaranya dengan Metro TV, Kamis (28/7) malam.
Kesaksian Aan dan Dayat ini, diperkuat dengan keterangan dua orang lainnya, yakni Dede dan Jauhari. Mereka adalah karyawan yang bekerja secara out sourching di jasa pengawalan. Mereka mengaku sebagai yang mengawal mobil boks berisi uang ke Bandung,tempat kongres PD dilangsungkan. "Saya yang mengawal mobil boks pada saat kongres Partai Demokrat. Jauhari juga ikut mengawal, tapi dia membawa mobil fortuna," jelas Dede.
Dede dan Jauhari berani menyampaikan kesaksian ini, mengaku karena tersentuh oleh keberanian Nazar mengungkap masalah ini. "Kami merasa terpanggil karena sebagai warga yang baik. Bawa uang segitu banyak itu taruhannya nyawa. Kita juga sakit melihat Pak Nazar bersaksi seperti itu sendirian," imbuh Jauhari.
Menurut dia, kesaksiannya hanya untuk menegaskan kebenaran pernyataan Nazarudin soal adanya penyaluran uang ke Bandung. "Saya ingin menegaskan semua yang dinyatakan Pak Nazar itu benar, beliau yang pegang bukti cctv," jelas Jauhari.
Dia juga memaparkan, uang tersebut dijejalkan di mobil boks dan Daihatsu Espass. “Lima kotak di mobil Espass, sisanya di mobil boks. Isinya penuh, dalam bentuk kardus. Semuanya ada 19 kardus," ungkapnya lagi.
Selama di Bandung, uang tersebut tersimpan di kamar Hotel Aston. "Saya standby. Sampai kongres berakhir, uang di kamar. Ada di sana, bukti kas keluar ada yang 75 ribu dolar AS dan 200 ribu dolar," tutur Jauhari.
Jauhari juga mengaku tidak tahu apakah Nazar ikut memberi sumbangan. Yang jelas, imbuhnya, ada kiriman mobil berisi uang tersebut. "Saya tidak tahu Pak Nazar ikut menyumbang atau tidak. Yang jelas ada kiriman tiga mobil," jelasnya.
Pertemuan Chandra
Dalam keterangannya, Aan juga membenarkan pernyataan Nazaruddin, terkait pertemuannya dengan pimpinan KPK Chandra M Hamzah. Dalam pertemuan yang terjadi dua kali tersebut, Aan memastikan Nazar pernah ditemani Saan Mustopa dan Anas Urbaningrum. "Saya tahu Pak Nazar pernah ketemu Pak Saan, Pak Anas di Mid Plaza. Itu pada 2008 akhir. Mereka sempat telepon-teleponnya. Saya juga sering kumpul-kumpul dengan sopir Saan dan Anas," tandas Aan.
Pertemuan kedua, lanjut Aan, terjadi pada awal 2009 di Apartemen Casablanca. "Pertemuan kedua di restoran Jepang. Saya yang bayar. Yang ikut pertemuan hanya Chandra sama Nazar. Tapi saya tidak dengar mereka bicara apa. Soalnya, saya di luar ruangan," tutur Aan.
Aan juga membenarkan adanya pertemuan antara Nazar dengan Ade Raharja dan juru bicara KPK Johan Budi. "Tahun 2009 itu sekitar awal bulan. Tapi saya tidak tahu bulan apa. Itu malam. Bertiga saja. Satu jam lebih pertemuannya," ungkanya.
Menurt Aan, Anas merupakan sahabat dekat Nazar. Bahkan, Anas sering terlihat makan, membuat pakaian, hingga mandi sauna berdua saja dengan Nazar. "Sejak 2007 Anas sudah jadi sahabat dekat Nazar. semua serba bareng, liburan pun bareng," ungkapnya.
Hubungan Anas dan Nazar, menurut Aan, mulai renggang setelah Anas jadi ketua umum. "Saya tahu benar perjalanan keduanya. Kalau mau bertemu biasanya janjian dulu," jelas Aan. Ia bersama tiga kawannya ini, juga menegaskan siap diperiksa penegak hukum terkait masalah ini. "Demi kebenaran," tegas Aan.(mic/nas)
|