JAKARTA, Berita HUKUM - Anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon, berpendapat nilai-nilai pancasila belum mengakar di tengah masyarakat. Padahal, slogan 'saya pancasila' kerap kali terdengar di ruang publik.
"Perusakan tempat ibadah apapun termasuk Mushola di Minahasa jelas harus dikutuk. Barbarisme ini menunjukkan Pancasila hanya di bibir saja," kata Fadli Zon melalui laman resminya, Jumat (31/1).
Anak buah Prabowo Subianto itu meminta aparat penegak hukum menangkap pelaku perusakan mushola. Sebab, isu tersebut sangat mudah menyulut api konflik jika tidak segera ditangani oleh aparat.
"Aparat dan intelijen telah gagal mencegah dan melindungi bangunan milik umat Islam. Inilah yang kadang dapat memicu konflik. Semoga segera ada penegakan hukum," tutur dia.
Insiden itu terjadi pada Kamis (30/1) sekitar pukul 17.48 WITA. Sekitar 50 orang mengatasnamakan Ormas Waraney Dari Desa Tumaluntung yang pimpinan Ibu Novita Malonda merusak Mushola Al-Hidayah, Perumahan Agape Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Video yang menayangkan kejadian tersebut juga tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Dari kejadian itu, Kerugian korban jiwa disebut nihil. Sementara, materil dinding musolah rusak dan pagar rusak.(EP).(indonesiainside/bh/sya) |