JAKARTA, Berita HUKUM - Sebuah film Indonesia bergenre drama komedi terbaru produksi Starvision berjudul Ngenest diharapkan mampu menjadi hiburan segar untuk mengisi liburan keluarga menutup tahun 2015 ini.
Dalam proses kreatif film ini, komika (stand-up comedian) Ernest Prakasa sebagai penulis skenario menuangkan pengalamannya sebagai keturunan Tionghoa di Indonesia dalam film berjudul Ngenest, Kadang Hidup Perlu Ditertawakan.
Film yang diangkat dari trilogi buku best seller karya Ernest Prakasa berjudul Ngenest, Ngetawain Hidup Ala Ernest ini mengangkat cerita tentang Ernest yang lahir sebagai warga keturunan Cina di Indonesia, menghadapi masa kecil dan remaja yang cukup berat. Bullying menjadi makanan sehari-hari di sekolah maupun di kehidupan bermasyarakat. Ia pun berupaya untuk berbaur dengan pribumi. Sayangnya, berbagai upaya yang dilakukan tidak berhasil hingga Ernest berniat menikah dengan perempuan pribumi. Film drama komedi ini dikemas Ernest dengan ringan dan jenaka.
Menurut Ernest, inti cerita dari Ngenest ini adalah bagaimana berdamai dengan masa lalu yang berat dan dapat menertawakan berbagai persoalan yang kita hadapi. “Komedi adalah salah satu cara untuk mengobati luka. Itulah mengapa film ini menggunakan tagline ‘Kadang Hidup Perlu Ditertawakan’,” ungkapnya.
Dalam film "Ngenest Kadang Hidup Perlu Ditertawakan", kegetiran dan kenangan pahit serta mengenaskan yang dialami komika Ernest Prakasa disajikan dalam sentuhan komedi.
"Lewat komedi, saya belajar menertawakan apa yang sudah terjadi, dendam itu tidak ada gunanya, jadi ditertawakan saja," ujar komedian 33 tahun itu.
Ernest diberikan kesempatan mengeksplorasi banyak hal dalam film yang diadaptasi dari bukunya. Selain menjadi pemeran utama, dia juga menulis skenario serta menyutradarai "Ngenest".
Kesempatan yang diberikan Chand Parwez Servia, pemilik rumah produksi Starvision, untuk menggarap film ini sebagai sutradara, bagi Ernest adalah tugas yang amat berat. Bagaimana tidak, Ernest mengaku ia bukan siapa-siapa. Lantas, katanya lagi, tiba-tiba duduk di kursi sutradara, bisa jadi merupakan pelecehan bagi profesi sutradara.
“Namun, saya ingin memanfaatkan kepercayaan ini untuk membuktikan bahwa saya layak mendapatkan kepercayaan itu dan tadi saya lihat responsnya positif, pada tertawa semua, semoga filmnya lucu, ” ungkap Ernest pada konferensi pers nonton gala premiere filmNgenest bareng awak media di Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Senin (28/12).
Film berdurasi 90 menit ini juga dibintangi oleh Lala Karmela, Morgan Oey, Kevin Anggara, Brandon Salim, Ge Pamungkas, Fico Fachriza, Lolox, Adjis Doaibu, Awwe, Muhadkly Acho, Amel Carla, Regina Rengganis, Ferry Salim, Olga Lydia, Budi Dalton, Fitria Sechan, Angie Ang, Arie Kriting, Bene Dion dan Ardit Erwandha.
“Film ini bukan saja diangkat dari satu buku, tapi tiga buku. Jadi, film ini kaya, menghibur, punya banyak makna. Ini adalah film yang paling pantas untuk ditonton di ujung akhir tahun ini,” kata Chand Parwez Servia pada kesempatan ini.
Grup musik The Overtunes dipercaya mengisisoundtrack untuk film yang akan tayang di bioskop pada 30 Desember 2015 ini. Grup yang digawangi Mada Emmanuelle, Reuben Nathaniel, dan Mikha Angelo ini baru saja menyelesaikan proses syuting video klip dengan lagu berjudul “Mungkin”.(bh/yun) |