PALESTINA, Berita HUKUM - Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mendesak penghentian segera kekerasan di Gaza dengan mengatakan wilayah Palestina itu dalam kondisi kritis. "Atas nama kemanusiaan, kekerasan harus dihentikan," tegasnya di New York setelah kembali dari mengunjungi wilayah tersebut.
Israel mulai melancarkan operasi militer tanggal 8 Juli lalu atas kelompok militan Hamas, yang menembakkan roket ke wilayah Israel.
Ban mengkritik kedua belah pihak karena melakukan serangan ke permukiman penduduk sipil.
Menurutnya Hamas menembakkan roket ke kawasan warga sipil sementara pasukan Israel menggunakan senjata berat untuk di Jalur Gaza yang padat penduduk.
"Ini masalah kemauan politik. Mereka, Israel dan Palestina, harus memperlihatkan kemanusiaannya sebagai pemimpin. Kenapa para pemimpin membuat orang-orangnya dibunuh oleh yang lainnya?
"Hal itu tidak bertanggung jawan dan secara moral salah," tambah Ban.
Dia kembali mengulang seruan PBB untuk gencatan senjata kemanusiaan dengan segera dan tanpa syarat sepanjang hari libur Idul Fitri.
Hingga saat ini jatuh korban 1.000 jiwa lebih di kalangan warga Palestina -termasuk sekitar 200 anak-anak dan 100 perempuan- dengan 41 tentara Israel dan dua warga sipil.
Sebelumnya, melalui sebuah pertemuan darurat, Dewan Keamanan PBB menyepakati seruan "gencatan senjata kemanusiaan segera dan tanpa syarat" di Gaza. Seruan gencatan senjata ini disuarakan seiring dimulainya perayaan Idul Fitri bagi umat muslim dunia, termasuk di Gaza.
Pada Minggu (27/7), Israel dan kelompok milisi Palestina Klik melanjutkan serangan mereka walau sudah ada gencatan senjata selama 24 jam yang diumumkan oleh Hamas.
Lebih dari 1.030 warga Palestina, kebanyakan masyarakat sipil, tewas selama konflik berlangsung. Di sisi Israel, 43 tentara dan dua warga Israel tewas.
Seorang warga Thailand di Israel juga dilaporkan meninggal dunia.
Gencatan senjata yang diusulkan atas inisiatif Mesir itu diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menggelar pembicaraan substantif tentang masa depan Gaza, termasuk pembukaan perbatasan Gaza.
Pernyataan PBB ini juga menekankan bahwa "fasilitas sipil dan kemanusiaan, termasuk milik PBB, harus dihormati dan dilindungi."
Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun meminta gencatan senjata saat berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui telepon.
Dia mengatakan solusi jangka panjang harus memungkinkan "warga Palestina hidup normal" dan "harus menjamin perlucutan senjata kelompok teroris dan demiliterisasi Gaza".
Gencatan senjata yang sudah dilakukan selama 12 jam pada Sabtu (27/7) memungkinkan warga di Gaza mengumpulkan persediaan makanan dan memindahkan jenazah dari reruntuhan bangunan.
Israel kemudian Klik menerima gencatan senjata kedua yang berlangsung 24 jam hingga Minggu (27/7), namun suasana damai gagal dipertahankan.
Benjamin Netanyahu mengatakan: "Israel akan melakukan apa yang harus mereka lakukan untuk membela warganya."
Sementara, Iran menyerukan negara-negara Muslim di dunia meningkatkan upaya diplomatik guna membantu penyelesaian penjajahan tanah Palestina.
"Negara-negara Islam dan negara-negara anggota Muslim dari Gerakan Non Blok harus mengambil aksi bersama di tingkat internasional guna menekan Israel untuk menghentikan pengepungan dan serangan di Gaza," kata Menteri Luar Negeri Iran Muhammad Javad Zarif, Senin (28/7).
Selain itu, menurut Zarif, upaya lain yang harus ditingkatkan yaitu memberikan bantuan kemanusiaan serta mengobati penduduk Jalur Gaza yang menjadi korban serangan Israel.
"Tuntutan warga Gaza serta gencatan senjata abadi harus didukung," lanjutnya.
Ditambahkan Zarif, dengan adanya tekanan kepada Israel maka invasi negara zionis itu terhadap Palestina akan berhenti.(BBC/rmo/jpnn/bhc/sya) |