JAKARTA - Aksi teror penembakan anggota Propos Mabes Polri Bripka Sukardi yang tewas di tembak dua orang tak dikenal tepat didepan Gedung Komisi Pemberantasan (KPK) Selasa (10/9), banyak pihak yang langsung beropini peristiwa itu didalangi oleh kelompok teroris oleh Abu Roban sebagai mana analisis dari pengamat teroris Al- Khaidar.
Namun, suara berbeda justru muncul dari Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane. Dirinya menilai, opini seperti itu justru semakin memperlambat kerja polisi untuk menyelisik rentetan kasus penembakan terhadap anggota polisi yang sedang melakukan tugas.
"Jangan langsung main opini, penembakan polisi ini dilakukan teroris. Selalu saja seperti itu. Coba polisi dalami kemungkinan lain, apakah hal ini terkait gencarnya pemberantasan preman di Jakarta beberapa waktu terakhir, sehingga penembakan polisi jadi aksi balas dendam mereka," kata Neta S Pane dalam siaran persnya.
Bahkan, khusus kasus penembakan Bripa Sukardi, ada kemungkinan penembakan itu terjadi karena motif persaingan antar pebisnis "jasa pengamanan dan pengawalan."
"Seperti ada persaingan antar pebisnis jasa pengamanan dan pengawalan antara oknum aparat yang melibatkan preman," tuturnya.
Karenanya, Neta berharap polisi bisa segera mengungkap kasus penembakan tersebut. "Kalau tidak, akan menjadi preseden buruk bagi polri, dan menambah semangat pihak yang ingin balas dendam terhadap polisi," tandasnya.
Sementara itu, Wakapolri Komjen Pol Oegroseno telah membenarkan bahwa korban sedang melakukan pengawalan terhadap iring-iringan truk dari pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (11/9) dinihari.
"Sepertinya begitu, namun tidak prosedural, kalau prosedural pengawalan harus dua orang dan menggunakan senjata api, namun senjata korban tidak ditemukan," ujar Oegroseno.
Mengenai motif menurut Wakapolri "Motif kita belum bisa sampaikan, kejadian sama di hadang, tubuhnya kena tembakan, dan bukan kepala," ujar Oegroseno.
Sementara, untuk senjata korban masih belum di temukan, "untuk senjata sedang di dalami, saya tidak berani bersepkulasi, motif belum," ujar mantan Kapolda Sumut ini. Wakapolri mengatakan telah membentuk tim sebanyak-banyaknya untuk memburu pelaku.(bhc/put) |