Dalam dialog ini menyimpulkan" /> BeritaHUKUM.com
Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Radikalisme
Ika Presma Indonesia: Menangkal Masuknya Paham Radikalisme dalam Perguruan Tinggi
2019-08-12 21:06:07
 

Para pembicara Dialog Publik oleh IKA Presma Indonesia, Senin (12/8).( Foto, BH /bar)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Ikatan Alumni Presiden Mahasiswa Indonesia (IKA PRESMA INDONESIA) menggelar Dialog Publik dengan mengangkat tema "Menangkal Masuknya Paham Radikalisme ke Dalam Perguruan Tinggi" acara bertempat di Hotel Ibis Tjikini, Jakarta Pusat, Senin (12/8).

Dalam dialog ini menyimpulkan bahwa, Mahasiswa tidak dapat berjalan sendiri untuk menangkal masuknya paham radikalisme kedalam Perguruan Tinggi, perlu kerjasama dengan Pemerintah beserta jajaran terkait dan perlu juga dukungan masyarakat Indonesia.

Seperti yang dijelaskan juga oleh Ade Reza selaku Akademisi/ pengamat sosial yang mengatakan, bahwa perihal kerjasama dengan Pemerintah beserta jajaran terkait sangat diperlukan untuk berbagi informasi tentang sesuatu paham radikalisme yang sudah terlihat sejak awal agar bisa diantisipasi sedini mungkin.

"Masyarakat Indonesia yang beraneka-ragam budaya dan adat istiadatnya harus secara masif menonjolkan kearifan-kearifan budaya lokal dengan adat istiadatnya masing-masing, budaya dan adat istiadat yang beraneka-ragam tersebut," ujarnya memaparkan, Senin (12/8)

Pernyataan Ade Reza tersebut pun didukung dan dibenarkan oleh Rezky Tuanany, sang Direktur Caukus Cendikiawan Muda saat acara diskusi berlangsung, "Karena hal ini adalah salah satu modal dasar untuk menjunjung tinggi toleransi keberagaman kehidupan masyarakat Indonesia yang harmonis, ungkapnya.

Senada akan hal tersebut, Abd. Rorano, sebagai direktur Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Himpunan Mahasiswa Islam (LKBHMI), menerangkan bahwa hal ini tergolong sebagai catatan terakhir bahwa intolerisme mempunyai potensi melahirkan radikalisme dan radikalisme yang mempunyai potensi melahirkan terorisme.

Sementara pada dialog tersebut hadir juga pembicara dari Penggiat anti radikalisme, Haidar Alwi yang juga penanggung jawab ARJ (Aliansi Relawan Jokowi) dan Ia pun menegaskan seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), bahwa yang anti Pancasila akan dikejar sampai kemanapun dan harus hilang dari bumi Indonesia.

"Hal Radikalisme ini semua sudah mulai kelihatan, terpapar juga di kampus-kampus. Dan kita melihat bukan hanya rektor-rektor, namun Dosen-dosenpun juga sudah banyak yang terpapar radikalisme di kampus-kampus," ujar Haidar, saat diwawancarai para awak media.

Untuk itu, Diapun sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar panitia dialog publik ini yang mendominasi dihadiri dari para kalangan akademisi dan mahasiswa.

"Mahasiswa yang menurut saya sangat luar biasa sekali peduli pada Negara ini, panitianya juga luar biasa perduli terhadap Negara, sehingga seminar-seminar seperti ini harus lebih sering digiatkan dalam rangka menyongsong dan menyambut Pidato dari Pak Jokowi yang terakhir lalu waktu dalam acara yang baru-baru ini saja yang dinyatakan juga oleh bapak Presiden bahwa yang anti Pancasila akan dikejar sampai kemanapun dan harus hilang dari bumi Indonesia," pungkas Haidar.

Berdasarkan pantauan, dialog publik ini diisi oleh pembicara diantaranya, Dr. Ade Reza, Akademisi/ pengamat, Rezky Tuanany, Direktur Caukus Cendikiawan Muda, Haidar Alwi Penggiat anti radikalisme yang juga penanggung jawab ARJ, serta Abd.Rorano,SH,MH, direktur Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Himpunan Mahasiswa Islam dan tampak pula Haidar Alwi diberikan penghargaan dari Ketua IKA Presma oleh Ismail Marasabessy.(bh/bar)



 
   Berita Terkait > Radikalisme
 
  HNW Tolak Pengkaitan Radikalisme Dengan Masjid Dan Pesantren
  Kapolri Listyo Sigit Ajak Pemuda Masjid Lawan Radikalisme dan Intoleransi
  MARAS Kecam Keras Terkait Tuduhan Prof Din Syamsuddin Radikal
  Din Syamsuddin Dilaporkan ke KASN, Ketua Fraksi PKS: Api Permusuhan Dibiarkan Menyala
  Tuduhan Radikal untuk Din Syamsuddin itu Absurd dan Memicu Kemarahan Warga
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2