JAKARTA (BeritaHUKUM.com) Peluru nyasar yang menewaskan Wakil Ketua DPC Sumenep, Madura, Mohammad Ridwan pada Kamis (6/10) kemarin malam, berbuntut panjang. Sebanyak 10 anggota Polres Sumenep yang diduga terlibat kasus tersebut, telah diproses lebih lanjut. Mereka pun siap untuk mempertanggungjawabkan kecerobohannya tersebut.
Kesiapan untuk bertanggung jawab para anggota kepolisian Polres Sumenep ini dikatakan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Anton Bachrul Alam kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/10). "Anggota kami telah menyadari, memang betul peluru itu berasal dari senjata mereka. Mereka siap bertanggung jawab, jelasnya.
Menurut dia, untuk mengetahui siapa anggota Polres Sumenep yang harus bertanggung jawab atas peluru nyasar tersebut, tim Ditpropam Polda Jatim tengah melakukan penyelidikan dan uji balistik 10 senjata api para petugas tersebut di Labfor. Mereka juga telah menjalani pemeriksaan tim Propam.
Berdasarkan laporan sementara, lanjut Anton, peluru yang bersarang di kepala Ridwan diduga peluru yang dilepaskan petugas dan memantul mengenai korban. Namun, kesimpulan akhir tetap menunggu hasil uji balistik dari Labfor. "Hal ini untuk mengetahui dari sejata mana asal peluru itu dan akan diketahui siapa orangnya, jelasnya.
Tarik Senjata
Dalam kesempatan ini, Anton menjelaskan, Ditpropam juga telah menarik 10 senjata api dari 10 anggota tim Buser Polres Semenep yang ikut melakukan penyergapan pelaku pencurian sepeda motor di Taman Bunga, Jalan Trunojoyo, pada Kamis kemarin malam. Hal ini tentunya untuk diperiksa di Labfor. Nanti akan diketahui dari senjata yang mana dan siapa yang emnggunakannya, papar dia.
Berdasarkan laporan sementara, ungkap Anton, Wakil Ketua DPC Partai Golkar Sumenep, RB Mohammad Ridwan tewas tertembak di Taman Bunga (TB), Jalan Trunojoyo, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (6/10) pukul 21.45 WIB.
Ridwan diduga tewas akibat peluru nyasar anggota Resmob Polres Sumenep yang tengah melakukan penyergapan pelaku pencurian sepeda motor di taman tersebut. "Saat polisi mengantarkan pelaku pencurian yang tertembak itu ke rumah sakit, tenryata ada masyarakat yang juga mengantar orang kena peluru di bagian kepala, namanya Ahmad Ridwan, Wakil Ketua DPC Golkar Sumenep," katanya.
Anton pun menjelaskan kronologi insiden yang menimpa Ridwan tersebut. Saat itu, 10 anggota Buser Polres Sumenep yang melakukan patroli seperti biasa di alun-alun Taman Bunga, Jalan Trunojoyo, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (6/10) pukul 21.45 WIB, mendapati tiga orang melakukan pencurian sepeda motor.
Para petugas tersebut langsung melakukan pengepungan, namun ketiga pelaku berusaha melarikan diri. Bahkan, anggota Buser itu ditabrak saat mencoba menghentikan kendaraan para pelaku. Petugas coba menghentikan pelarian pelaku dengan memberi tembakan peringatan ke atas.
Namun, dalam usahanya melarikan diri, para pelaku memberi perlawanan dengan mengeluarkan celurit. Petugas terpaksa melumpuhkan dengan menembak dua pelaku, yang diketahui bernama Ahmad dan Agus. Satu pelaku bernama Yetno berhasil melarikan diri. Dari tangan pelaku, petugas menyita satu kunci T yang dipakai untuk mengambil sepeda motor itu, celurit, dan sepeda motor hasil pencurian itu.
Dalam perjalanan membawa kedua pelaku yang tertembak itu ke RS Sumenep dan tak jauh dari lokasi penangkapan itu, tim Buser mendapati sekumpulan warga juga hendak mengevakuasi warga yang tertembak di bagian kepala. Setelah diperiksa petugas, diketahui warga yang tewas itu adalah Wakil Ketua DPC Partai Golkar Kabupaten Sumenep, Mohammad Ridwan, 37 tahun, warga Pamolokan.
Petugas pun langsung membawa korban ke RS Sumenep. Kemudian, dilakukan otopsi dan ditemukan anak peluru. Propam Polda Jatim turun tangan untuk menelusuri benar tidaknya peluru yang bersarang di kepala Ridwan berasal dari senjata api anggota Buser Polres tersebut.(tnc/bie/irw)
|