JAKARTA, Berita HUKUM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian serta jajaran perwira tinggi dan anggota Polri melepas Jenderal Budi Gunawan ke jabatan baru sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Acara pelepasan dilakukan di PTIK, jalan Tirtayasa, Jakarta, Rabu (14/9).
Tradisi pelepasan Jenderal Budi Gunawan diramaikan dengan tradisi pedang pora dan taburan bunga. Tradisi ini dalam rangka melepas seorang perwira tinggi dengan diiringi rangkaian pedang berbentuk gapura yang dibentuk oleh hunusan pedang dari rekan-rekan perwira atau adik angkatan.
Jenderal Budi Gunawan bersama istri keluar melangkah dari Gedung Auditorium PTIK didampingi oleh Kapolri. Jenderal Budi kemudian menyalami rekan-rekan pewira tinggi. Isak tangis dan keceriaan bercampur jadi satu melepas jenderal bintang empat tersebut.
Usai menyalamin perwira tinggi Polri lainnya, kurang lebih seratus anggota Polri dari satuan Brimob, Pol Air, Dirlantas, dan mahasiswa SPTIK juga ikut mengiringi kepergian Jenderal Budi Gunawan dengan nyanyian mars anggota polri.
"Bagi kami pribadi, kami melepas sosok fenomenal di Polri. Kenapa, karena kiprah dan jasa dari Pak Budi Gunawan yang luar biasa bagi Polri yang kami rasakan," kata Jenderal Tito Karnavian.
Jenderal Tito mengatakan posisi Polri yang kuat tidak terlepas dari peran penting seseorang yang tidak pernah disorot oleh orang. Sosok itu merupakan Jenderal Budi Gunawan.
"Kenapa? Karena pas turbulensi 98-99 terjadi power struggle. Saat itu beliau ada pada posisi ajudan wakil presiden dan setahun kemudian beliau menjadi ajudan presiden sampai 2004. Di saat kritis, reformasi sudah diluncurkan di pusat kekuasaan, kita punya satu orang untuk mengawal instrumental dan struktural dengan sangat lancar," ujar Jenderal Tito.
Oleh karena itu Jenderal Tito mengatakan hadirnya Jenderal Budi Gunawan di pusat kekuasaan adalah keberuntungan Polri. Sebagai ajudan Wapres dan Presiden yang kala itu adalah Megawati Soekarno Putri bukan ajudan yang biasa.
"Tapi Jenderal Budi Gunawan mempunyai kemampuan intelektual, saya kira tidak berlebihan kalau mengatakan kemampuan di atas rata-rata. Saya sendiri jujur setiap habis pengarahan, saya selalu minta pengarahan dari beliau. Saya takut apa yang saya sampaikan tadi salah sehingga dikoreksi oleh beliau, pada saat posisi beliau sebagai Wakapolri," ucap jenderal Tito.
Menurut Jenderal Tito kemampuan intelektual tidak hanya dalam komunikasi verbal terhadap orang. Sehingga dapat dikatakan Jenderal Budi Gunawan adalah sosok 'Think Tank' dalam organisasi Polri.
"Hampir semua produk-produk Polri ini selalu dikomandoi beliau, UU polri juga tidak lepas dari campur tangan beliau, UU yang berhubungan dengan jabatan dan stuktur Polri, power Polri semua tidak lepas. Bahkan beliau juga menjadi pimpinan tim yang melakukan reformasi Polri dalam struktural, sehingga stuktur sekarang ini merupakan buah tangan Bapak Budi Gunawan," ungkap Jenderal Tito.(bh/as) |