KENDARI (BeritaHUKUM.com) – Kampanye cinta lingkungan dapat dilakukan degan cara apa saja. Seperti dilakukan lembaga swadaya Masyarakat (LSM) penyelamatan lingkungan dan satwa, World Wildlife Fund (WWF) dengan memberikan kesempatan tiga mahasiswa asal Universitas Kristen Petra Surabaya, untuk menyumbangkan keahliannya mendukung upaya pelestarian alam dan penyelamatan satwa.
Mereka tersebut, yakni Celcea Tifani, Debby Natalia, dan Elang Cakra yang merupakan mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual, diberikan kesempatan untuk melukis kapal yang sedang sandar di dermaga Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (20/11). Ketiganya menuangkan ide serta gagasannya mengenai penyelematan lingkungan dan sarwa melalui seni lukis, dengan menggunakan sebuah sekoci atau perahu kecil.
Celcea Tifani, salah satu mahasiswa pelukis kapal milik WWF, mengaku mendapatkan pengalaman berharga dengan mengecat kapal yang berada di perairan Kendari yang memiliki ombak cukup keras. Pengenalan mengenai satwa yang dilindungi serta pemahaman mengenai konservasi lingkungan hidup, menjadikan pekerjaan melukis dan mengecat kapal berhasil diselesaikan dengan baik.
“Untuk gambarnya awalnya, WWF kasih kami breaf, gambar apa saja yang harus terkandung di dalam kapal itu. Ini karena berhubungan dengan konservasi alam, konservasi hewan-hewan lautan. Jadi kami sudah tahu tentang penyu hijau, terus hiu paus dan segala macamnya. Gambar itu kami rangkai, kami desain sedemikian rupa, lalu kami acc-kan ke WWF, dan ada beberapa perubahan dari WWF. Lalu, kami revisi lagi, setelah itu kami berangkat untuk melukis di kapal,” ujar Celcea Tifani.
Kapal Gurano Bintang yang dalam bahasa Papua berari Hiu Paus, merupakan kapal milik WWF yang akan digunakan sebagai media edukasi bagi anak-anak di kampung pesisir, di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua Barat.
Aktivis World Wildlife Fund (WWF), Aulia Rahman mengatakan, dipilihnya Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra Surabaya untuk melukis dan mengecat kapal edukasi milik WWF, diharapkan mampu menyampaikan pesan mengenai pelestarian alam dan perlindungan satwa kepada masyarakat.
“Kita menggandeng teman-teman dari Diskomvis (Desain Komunikasi Visual-red) Petra ini, karena untuk meminta bantuan mereka menyuarakan lebih kencang persoalan lingkungan malalui keahliannya mereka. Menuangkan isu-isu atau tema-tema tertentu melalui media grafis, salah satunya adalah mengecat kapal. Kapal WWF ini akan digunakan untuk sarana edukasi lingkungan ke masyarakat pesisir,” jelas dia.
Sementara itu, Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra Surabaya, Obed Bima Wicandra menjelaskan, desain lukisan dan pewarnaan pada kapal Gurano Bintang milik WWF telah memenuhi unsur komunikasi visual, yang dapat menarik perhatian masyarakat khususnya anak-anak yang akan memanfaatkan kapal Gurano Bintang.
“Pertama dari sisi warna, itu cukup menarik perhatian ya, jadi memang dari awal mereka ingin warnanya, warna-warna yang segar, warna-warna yang menyita perhatian tinggi. Kemudian, warna-warna yang dipakai adalah warna-warna yang cerah, warna-warna anak, karena ini memang kapal edukasi,” imbuh Obed.(voa/sya)
|