TANGERANG (BeritaHUKUM.com) - Jajaran aparat Polres Tangerang membekuk seorang tukang ojek yang diduga penjual Senjata Api (Senpi) dan Narkoba.
Menurut Kasat Reskrim Polres Tanggerang, Kompol Shinto Silitonga tersangka yang diketahui bernama Oyang (37) ini, dibekuk saat bertransaksi di depan toko alfamart yang terletak di BSD Sepong.
"Penangkapan ini berdasarkan dari laporan dari warga Serpong, bahwa di daerah tempat tinggalnya ada peredaran Senpi," tutur Shinto saat ditemui wartawan, Minggu (18/3).
Berdasarkan laporan tersebut, anggota Reskrim Tanggerang langsung menyelidik dengan cara menyamar sebagai pembeli. Dan mengontak tersangka untuk bertemu di depan minimarket tersebut.
"Pada saat transaksi terjadi di dalam mobil anggota, tersangka langsung diamankan," jelas Shinto.
Dari penangkapan itu Polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit Pen Gun warna silver kombinasi hitam, sembilan butir Peluru kaliber 22 mm, satu unit isi pulpen warna hitam, satu unit HP Esia, dan satu unit sepeda motor Yamaha Mio B 3832 NRU.
Saat ini Polres Tanggerang, akan mengembangkan Penyelidikan. Untuk mengetahui tersangka Oyeng mendapatkan senpi tersebut.
"Tersangka masih terus kita selidiki, dari mana senjata itu diperoleh. Karena kemungkinan besar tersangka adalah kurir dari jaringan jual beli senjata ilegal," terang Shinto.
Atas perbuatannya, tersangka terancam hukuman 12 tahun penjara, sesuai pasal 1, 2 UU Darurat No 12/1951.
Sementara itu, tersangka Oyeng yang merupakan warga Tangerang, mengaku baru pertama kali dirinya menjual Senpi."Saya tukang ojek. Penghasilan saya kan gak seberapa. Makanya saya terpaksa menjual senjata dan narkoba Untuk cari tambahan uang belanja anak istri," tuturnya.
Oyeng menambahkan, dirinya mendapat Senpi tersebut dari perkenalannya dengan anggota TNI yang biasa menjadi langganan ojeknya.
"Saya dapat senjata itu dari seorang anggota TNI, dan saya jual Rp 5 juta," tambahnya.
Dari pertemuan rutin itu, lanjut Oyang, dirinya tertarik ketika oknum TNI itu menawarkan menjualkan Pen Gun dengan upah Rp 500ribu. "Upahnya lumayan mas. Tadinya saya pikir yang pesan itu warga BSD, ternyata Polisi," katanya. (dbs/rob) |