SAMARINDA, Berita HUKUM - Upaya untuk mengembalikan kerugian keuangan negara Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur (Kejati Kaltim) menyita uang tunai sebesar Rp2.510.147.000 dari tersangka berinisial SR, Direktur Utama PT RPB. Tersangka kasus dugaan korupsi di Perusahaan Daerah (Perusda) PT Bara Kaltim Sejahtera (BKS) atas dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan keuangan di Perusda PT BKS 2017-2020.
Hal tersebut disampaikan Toni Yuswanto, SH Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejati Kaltim kepada wartawan di Samarinda, Jumat (28/2).
"Uang ini akan disimpan sebagai barang bukti," kata Toni Yuswanto.
Kasi Penkum Kejati Kaltim Toni Yuswanto, mengatakan kasus bermula dari kerja sama jual beli batu bara antara Perusda BKS dengan lima perusahaan swasta pada kurun waktu 2017-2019. Dalam kerja sama ini penggunaan dana mencapai Rp25.884.551.338.
Namun, kerja sama tersebut diduga dilakukan tanpa melalui tahapan atau mekanisme yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, jelas Toni.
"Yaitu tanpa adanya persetujuan Badan Pengawas dan Gubernur selaku KPM, tanpa proposal, studi kelayakan, rencana bisnis pihak ketiga dan manajemen resiko pihak ketiga sehingga Kerjasama tersebut gagal dan menyebabkan kerugian sebesar Rp. 21.202.001.888,00, berdasarkan audit BPKP Perwakilan Provinsi Kaltim, terang Toni.
Kejati Kaltim telah menetapkan 4 tersangka termasuk IGS mantan Direktur Utama BKS. Selain penyitaan uang tunai, penyidik juga telah menyita belasan aset berupa tanah dan bangunan dari perusahaan mitra BKS. "Aset-aset masih dihitung nilainya," tegas Kepala Seksi Penyidikan, Indra Rivani.(bh/gaj) |