JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Polri memastikan bahwa dua anggotanya yang telah menganiaya tiga bocah terkait pencurian sandal jepit di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), telah menjalani sidang disiplin Polri. Satu dari mereka, yakni Briptu John Simson Sipayun telah dijatuhi sanksi, berupa penundaan kenaikan pangkat satu periode dan menjalani kurungan selama 21 hari.
Sedangkan Briptu Ahmad Rusdi Harahap, belum dijatuhi sanksi. Pasalnya, ia masih menjalani sidang disiplin di Brimob Polda Sulteng. “Satu sudah dijatuhi sanksi. Satu lagi masih menjalani sidang kode etik,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol. Saud Usman Nasution kepala wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (3/1).
Menurut dia, kasus pencurian sandal jepit polisi berpangkat briptu, pihaknya tidak pernah berniat membawa kasus ini ke ranah hukum. "Kalau masyarakat menghimpun seribu sendal, ya silakan saja. Tapi itulah yang perlu kami luruskan dulu. Polri tidak berkehendak, tidak berkeinginan memproses secara hukum kasus ini ke persidangan," ujar dia.
Petugas kepolisian setempat, lanjut dia, sudah menyarankan agar persoalan ini tidak dibawa ke pengadilan. Sebab, ketiga pelaku pencurian sandal jepit itu masih anak-anak. "Tapi orang tua dan pengacara tidak mau. Mereka meminta proses hukum, sehingga diajukan kasus ini ke penuntut umum," jelas Saud.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berkirim surat kepada Pengadilan Negeri (PN) Palu, Sulteng untuk meminta majelis hakim membebaskan terdakwa kasus pencurian sandal, AAL dari jeratan hukum. Bahkan, juga surat itu ditembuskan ke Mahkamah Agung, Kapolda Sulteng dan Kapolri.
"Kami minta kepada hakim, agar proses hukum terhadap AAL ini tidak dikriminalisasi, tapi lebih kepada perlindungan anak. Kepada majelis hakim, juga kami minta untuk membebaskan AAL. Kriminalisasi tak baik bagi anak di bawah umur,” jelas Ketua KPAI Maria Ulfa Anshor.
Sedangkan relawan aksi pengumpulan seribu sandal, Naswardi menyatakan bahwa pihaknya masih mengumpulkan seribu sandal untuk bebaskan AAL. Sandal itu nantinya akan langsung diserahkan ke Mabes Polri. “Hingga kini sudah terkumpul 589 pasang sandal dari lima posko yakni Cibubur, Tangerang, Bekasi, Solo, dan Rawamangun.
"Kami masih menunggu dari posko Palembang dan Bogor. Kemungkinan kalau dari tujuh posko sudah terkumpul akan mencukupi seribu sandal dan akan langsung dibawa ke Mabes Polri," kata Naswardi kepada wartawan di Kantor KPAI.
Menurutnya, yang mengharukannya adalah aksi ini mendapat perhatian dari WNI di Australia. Mereka menyumbangkan 25 pasang sandal. Para donatur sandal secara sukarela hadir dari berbagai kalangan, purnawirawan TNI, cendikiawan, pemulung, dan pengamen. “tenryata, kasus ini mengundang keprihatinan kalangan dari dalam dan luar negeri,” tandasnya.(mic/bie/wmr)
|