JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Polisi menyakini aksi perampokan spesialis mini market yang dilakukan kelompok Pasha Tobing (25) tidak hanya dilakukan terhadap mini market Circle K di bilangan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pasalnya, dalam pemeriksaan terungkap mereka beraksi beberapa kali di sejumlah lokasi.
"Dari pemeriksaan awal, tersangka mengakui telah melakukan tindakan tersebut di sembilan lokasi berbeda. Tapi mereka beralasan lupa sudah merampok di mana saja. Jadi, petugas meyakini masih ada kemungkinan lokasi mini market lain yang mereka rampok," kata Kasat Reskrimum Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Hengki Haryadi.
Seperti diberitakan, jajaran Reskrimum menangkap kawanan perampok spesialis mini market. Aparat lebih dulu menangkap dua nama pada Minggu (15/1) lalu. Mereka adalah sepasang kekasih berinisial P (25) di Kampung Ambon, Jakarta Barat, dan M (23) di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Lalu, pada Senin (16/1), polisi menangkap T (45) di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dan R (25) di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan ini, Hengki mengakui, mereka mengaku telah merampok sembilan mini market. Lima dari sembilan lokasi berada di wilayah Jakarta Pusat. Dalam melakukan aksinya, mereka biasa berkelompok maupun sendiri. Selain empat tersangka yang telah tertangkap, polisi juga masih mengejar tersangka I yang masih buron. “Tersangka I terlibat, karena ikut dalam sejumlah perampokan yang dilakukan Pasha dkk.,” jelasnya.
Hengki mengungkapkan, sebelum melakukan aksi perampokan tersebut, para pelaku lebih dulu melakukan pengamatan di hari yang sama sebelum merampok. Mereka berkeliling menggunakan mobil milik Pasha, lalu melihat mini market yang minim pengamanan. Lalu, seorang pelaku kemudian berpura-pura menjadi pembeli dan berkeliling ke dalam toko.
“Setelah itu, bersama temannya melakukan penodongan dengan senjata yang ternyata adalah air soft gun atau FN milik Pasha dan Rio ke arah kasir. Mereka lalu mengincar brankas berisi uang hasil transaksi. Mereka melakukan perampokan, karena motif kehabisan uang setelah liburan. Mereka melakukannya spontanitas dan tidak menujuk mini market tertentu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Hengki menyatakan bahwa pihaknya belum mengetahui motif perampokan tersebut. Tim penyidik pun belum berani kajahatan itu dilatari motif ekonomi. Alasannya, pra pelaku mengaku bekerja di sebuah perusahaan event organizer. Polisi pun emnduga aksi itu sebagai uji nyali atau coba-coba saja.
Dalam kesempatan terpisah, Kabag Operasi Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Yossie Paulus menilai perampokan mini market 24 jam terjadi, karena minimnya pengamanan. Di kawasan Jakarta Selatan sendiri, kasus perampokan terjadi pada Senin lalu (16/1) lalu, menimpa Alfa Express di Jalan Cilandak KKO, Ragunan, Pasar Minggu. Pelaku yang hanya seorang diri dan berhasil menggasak uang.
“Perampokan umumnya terjadi pukul 01.00 hingga 06.00 WIB. Saat itu, pengunjung tengah sepi. Pengunjung sepi pada jam tersebut. Sudah pasti jarang ada pembeli. Sebaiknya, tutup saja pada jam tersebut. Pengelola atau pemiliki mini market mendirikan usahanya tanpa izin dari pihak kepolisian dan kelurahan, sehingga kami tidak tahu dan terus-menerus mengawasinya,” jelas dia.(dbs/irw/bie)
|