SURIAH, Berita HUKUM - Api menyambar pasar kuno bersejarah di kota Aleppo, akibat pertempuran antara kelompok pemberontak dan pasukan pemerintah untuk memperebutkan kota terbesar di Suriah itu, lapor sejumlah pegiat.
Menurut laporan mereka ratusan toko dan kedai di kawasan souk, salah satu kawasan bersejarah yang masih dilestarikan, hancur.
Menurut lembaga PBB untuk kebudayan Unesco, hancurnya kawasan Kota Tua Aleppo yang dinyatakan sebagai warisan budaya dunia itu merupakan sebuah tragedi.
Pada hari ketiga serbuan kelompok pemberontak, pertempuran pecah di kawasan Kota Tua dan distrik Arkub.
Sementara munculnya api diduga dipicu oleh hantaman granat dan baku tembak yang mulai terjadi sejak Jumat (28/9) namun api masih terus menyala hingga Sabtu (29/9).
"Sebuah kehilangan besar dan tragedi karena kawasan Kota Tua itu jadi sasaran", kata Direktur Pusat Warisan Dunia Unesco, Kishore Rao, kepada kantor berita Associated Press.
'Kocar - kacir'
Pasar kuno itu terletak dibawah benteng tinggi yang dibangun sejak abad 13 di Aleppo, lokasi ini dipakai tentara pemerintah bermarkas.
Menurut sejumlah pegiat seperti dikutip kantor berita Reuters, keberadaan pasukan penembak jitu disana membuat kondisi pasar kuno yang sebelumnya merupakan lokasi tujuan wisata favorit Souk al - Madina sulit dipantau.
Akibat kebakaran besar itu diduga antara 700 sampai 1.000 toko hangus terbakar.
Kepada kantor berita AP seorang pegiat, Ahmad al - Halabi, mengatakan api tak dapat dipadamkan karena akses terhadap air diputus pemerintah. Warga sipil dan kelompok pemerintah terpaksa mencoba memadamkan api hanya berbekal alat pemadam seadanya, kata al - Halabi.
Pada Sabtu (30) petang, terjadi bentrok besar antara dua kelompok bersenjata, lapor Reuters.
Sementara menurut laporan televisi milik pemerintah, pertempuran diarahkan ke sejumlah kawasan yang merupakan "sarang teroris" di 10 tempat berbeda pada hari Sabtu, dan mengklaim berhasil menjatuhkan banyak korban dipihak musuh.
Laporan wartawan BBC Jim Muir di negeri tetangga Beirut, menyebut meski bentrokan pecah di berbagai sisi kota nampak bahwa pasukan pemeberontak kurang sumberdaya baik senjata dan awak untuk merebut kemenangan.
"Tidak ada pihak yang benar-benar unggul, bentrokan lagi lalu bentrokan lagi dimana warga sipil kocar-kacir menyelamatkan diri," kata seorang pegiat pada Reuters.
Diperkirakan dalam setahun sejak aksi anti Presiden Bashar al-Assad digulirkan, sudah 27.000 korban jatuh.(bbc/bhc/rby) |