Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal     
Kasus Pajak
Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Limpahkan Berkas Perkara Faktur Pajak Ke PN Jaksel
2019-12-12 23:48:58
 

Komprensi pers di Kejati DKI Jakarta (Foto: BH /ams)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta menerima berkas perkara kasus penyelewengan pajak, yang diduga telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 737 juta.

Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati DKI Jakarta, Siswanto menyatakan berkas perkara dan tersangka berinisial IS ini akan segera kita limpahkan ke pengadilan untuk disidangkan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

"Menyusul diserahkannya barang bukti dan tersangka IS dari penyidik Dirjen Pajak, maka jaksa penuntut umum (JPU) akan secepatnya melimpahkan berkas perkara itu ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan," ujar Siswanto, pada wartawan di kantor Kejati DKI Jakarta, Kamis (12/12).

Siswanto menyatakan bahwa berkas perkara telah dinyatakan lengkap (P21) sesuai hasil penyidikan Tim Penyidik Pajak Direktorat Penegakan Hukum yang bekerjasama dengan Kanwil DJP Jawa Barat I, Kanwil DJP Jawa Barat III dan Kanwil DJP Jakarta Selatan II.

Ketiga tim gabungan ini sebelumnya berhasil membongkar kasus penyelewengan kasus penyelewengan pajak di wilayah Jakarta, Bandung dan Bogor yang dilakukan oleh komplotan penerbit faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi sebenarnya atas nama tersangka AS dan HB (tersangka dengan berkas terpisah). Akibat ulah mereka bertiga, Negara rugi sebesar Rp 3 milyar.

Sedangkan tersangka IS sehari-harinya membantu mengurus pekerjaan beberapa perusahaan. Ia diduga telah melakukan tindak pidana di bidang perpajakan yaitu dengan modus sales faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi sebenarnya (TBTS) untuk 14 perusahaan.

Tersangka IS diduga dengan sengaja menyampaikan surat pemberitahuan tahunan (SPT) kliennya atas nama PT SJ, PT JS dan PT KM dengan cara membeli dan mengkreditkan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dari komplotan AS ke dalam SPT masa PPN kliennya sehingga pembayaran ke negara berkurang.

Perbuatan mereka tersebut dilakukan sejak Januari 2015 sampai Desember 2017. Akibat daripada perbuatan IS ini diduga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 737 juta.

Dengan demikian, IS diancam dengan pasal 39A huruf a junto pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.

"Tersangka Is dan barang buktinya langsung diserahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan, untuk disidangkan," pungkas Siswanto.(bh/ams)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Purbaya Curiga Ada Rp 285,6 T Uang Pemerintah Pusat di Simpanan Berjangka

Kontingen Atlet Senam Israel Tak Diizinkan Masuk ke Indonesia, Ini Penjelasan Menko Yusril

Aliansi Masyarakat Simalungun Tolak Soal Klaim Tanah Adat dan Mendesak Konsistensi Pemerintah

Prabowo di Sidang PBB: Indonesia Siap Kerahkan 20.000 Orang untuk Perdamaian Gaza

 

ads2

  Berita Terkini
 
Ratusan Siswa di Yogakarta Keracunan MBG, Wali Kota Hasto Telepon Kepala BGN

Kepengurusan Partai Ummat Kubu Amien Rais 'Digugat' Para Kader Sendiri

Drama Hukum Tak Berujung, Putusan Final MA Ternyata Dapat Ditambah

KPK Sarankan Mahfud Buat Laporan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat

Purbaya Curiga Ada Rp 285,6 T Uang Pemerintah Pusat di Simpanan Berjangka

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2