JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Kelompok teroris jaringan Abdullah Omar berencana melakukan penculikan terhadap polisi, pejabat, atau tokoh yang yang mereka anggap sebagai musuh. Mereka juga memiliki tujuan memerangi kaum syiah.
Untuk melaksanakannya, kelompok ini menyiapkan oprasi yang disebut dengan ‘Operasi Ightilat’. Rencana penculikan secara cepat dan rahasia, sehinga membutuhkan senjata api. Selain itu, kelompok ini juga telah melakukan pelatihan militer ('Iddad).
“Atas rencana ini, kelompok itu melakukan pelatihan peculikan secara cepat dan rahasia, penggunaan senjata api, bongkar pasang senjata api, dan juga menembak secara akurat,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Saud Usman Nasution dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/11).
Menurut dia, kelompok pemasok senjata api Abu Omar juga telah memiliki struktur dan sel tersendiri atau Halaqoh (pengajian kecil) di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi dalam upaya aksi terorisme yang akan dilakukan. Sel-sel tersebut memiliki sejumlah target dalam melancarkan aksi terornya, termasuk menyerang kelompok muslim Syiah, karena dianggap tidak murni Islam.
"Dari keterangan para tersangka yang sudah diperiksa, pertama mereka ingin menghidupkan kegiatan kemiliteran dari kelompok ini. Kemudian, mereka juga bertujuan untuk memerangi kaum Syiah di Indonesia. Alasannya, Syiah itu dianggap tidak murni Islam," imbuhnya.
Sejak penangkapan Juli 2011 lalu, Densus 88 telah menangkap 18 orang, termasuk Abu Omar atas kepemilikan senjata api ilegal dari Filipina. Turut disita belasan senjata api, belasan magazen, seribu lebih butir peluru, hingga teleskop. Satu orang lainnya dilepaskan, karena tak terkait langsung dengan kelompok tersebut.
Selain kepemilikan senjata api, kelompok pemasok senjata api ilegal Abu Omar, juga terlibat upaya pembunuhan mantan Menhan dan Ketua Umum PKB Matori Abdul Djalil pada 1999 dan pemasok senjata api kepada kelompok yang menyerang Pos Brimob di Desa Loki, Pulau Seram, Maluku pada 2004.
“Petugas mendapatkan bukti berupa dokumen yang berisi perencanaan kelompok tersebut untuk menyerang dua kantor polsek di Jakarta Barat. Polisi diincar, karena dikategorikan toghut atau setan,” imbuh Saud.(dbs/bie)
|