FASHION tidak selalu glamour. Tengoklah koleksi busana bermerk yang dipajang berjajar di etalase toko dan pikirkan dari mana asalnya?
Majalah Star memberitakan, koleksi busana rancangan Kardashian bersaudara ternyata berasal dari sebuah pabrik di Cina yang mempekerjakan buruh dengan upah di bawah rata-rata. Para pekerja di pabrik yang berlokasi di Guangdong itu, harus bekerja selama 84 jam per minggu dengan kondisi pabrik yang tak ubahnya seperti penjara.
Charles Kernaghan, executive director dari Institute for Global Labour and Human Rights menyebutkan, para pekerja dipaksa untuk bekerja dalam suhu 38 derajat Celsius di musim panas dengan gaji 15 dolar AS (sekitar Rp 135.000) per bulan.
“Mereka juga tidak boleh berbicara selama jam kerja, tidak boleh mendengarkan musik, tidak boleh berdiri hanya untuk sekedar merenggangkan badan. Mereka bahkan tidak mengangkat kepala, atau mereka akan diteriaki oleh pengawasnya,” ungkap Kernaghan seperti dikutip Daily Mail, Rabu (21/12).
Kernaghan menambahkan, para pekerja hanya diberi waktu 4 menit itu, jika ingin pergi ke toilet. Beberapa pekerja bahkan tidak boleh pergi ke toilet sama sekali. Global Labour and Human Rights menyarankan keluarga Kardashian untuk menghentikan produksi mereka di Cina dan beralih menggunakan buruh AS.
Beberapa fashion line keluaran keluarga Kardashian yang menggunakan tenaga buruh Guangdong, di antaranya K-Dash by Kardashian, Kris Jenner Kollection, dan ShoeDazzle yang berada di bawah pimpinan Kim Kardashian selaku chief fashion stylist.(tbc/sya)
|