JAKARTA, Berita HUKUM - Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) berharap pengusutan kasus kecelakaan maut di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang melibatkan polisi dengan pengguna jalan, dapat dilakukan transparan dan tidak diskriminatif.
"Kecelakaan lalu lintas tersebut harus diusut tuntas penyebabnya. Apalagi ada korban meninggal dunia dan luka-luka," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti, seperti dikutip Kompas, Senin (28/12).
Salain itu, Poengky menyinggung soal status Aiptu Imam Chambali, polisi yang terlibat dalam kecelakaan, belum dijadikan tersangka.
"Yang berwenang menetapkan tersangka berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi. Dalam kasus kecelakaan sudah ditetapkan tersangkanya, tetapi bukan polisi," ujar Poengky.
"Penjelasan Polda Metro Jaya mengarah ke pengemudi Hyundai yang dikendarai Handana yang mengakibatkan polisi hilang kendali," tukasnya.
Namun menurut Poengky, tidak menutup kemungkinan dalam perkembangan penyidikan ditemukan bukti atau saksi yang memberikan informasi berbeda.
"Sehingga bisa memunculkan tersangka llain. Kita tunggu saja hasil penyidikan," imbuhnya.
Tak hanya itu, Poengky juga angkat bicara soal dugaan pemukulan yang dilakukan Aiptu Imam kepada Handana.
"Kita lihat saja apakah dalam kasus pemukulan, ada bukti dan saksi yang mengarah pelakunya polisi atau tidak? Jika bisa dibuktikan polisi melakukan pemukulan, maka yang bersangkutan akan dijadikan tersangka dalam kasus pemukulan," tuturnya.
Sementara Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo menyampaikan, hingga saat ini pihaknya masih mencari bukti-bukti tambahan. Setelah seluruh bukti terkumpul, lanjut Sambodo, barulah penyidik akan menentukan status Aiptu Imam Chambali.
"Penyidik sedang bekerja untuk mencari bukti-bukti tambahan, dalam waktu dekat kita akan gelar perkara untuk menentukan status (polisi) yang bersangkutan apakah bisa dinaikkan sebagai tersangka," cetusnya, Senin (28/12).(kmp/bh/amp) |