SURABAYA, Berita HUKUM - Keadaan ratusan warga komunitas syiah Sampang yang menjadi korban kekerasan pada 26 Agustus 2012 makin memburuk.
Seperti telah diketahui, korban ditempatkan oleh pemerintah di Gedung Olah Raga Kabupaten Sampang (GOR Sampang) dengan fasilitas yang tidak memadai. Akibatnya, sejumlah pengungsi menderita sakit.
Muhammad Muadz, koordinator relawan kemanusiaan yang mendampingi korban di GOR Sampang menyampaikan hingga Senin (3/9), sebanyak 69 orang korban telah jatuh sakit.
Dari 69 pengungsi itu, 20 orang dewasa dan 5 anak-anak terdiagnosa terserang penyakit dermatitis venenata, diduga penyakit ini akibat serangan serangga tomcat.
Kemudian, Lima orang usia lanjut menderita Hipertensi, 16 anak-anak menderita infeksi saluran nafas atas (ispa), tujuh bocah menderita diare, tiga anak-anak menderita febris (panas selama satu hari, dan masih didiagnosa penyakitnya), tiga anak-anak terkena maag; dan 10 anak-anak didiagnisa klinis anemia.
Relawan advokasi korban tragedi Syiah Sampang, Kontras Surabaya telah mengingatkan kepada pemerintah daerah agar memberikan fasilitas yang layak bagi korban, akan tetapi sepertinya pemerintah mengabaikan hal ini.
Puluhan korban yang jatuh sakit, membuktikan fasilitas pendukung bagi mereka yang mengungsi di GOR Sampang tidak memadai dan pemerintah harus memperbaikinya.
Dari laporan para relawan, di lokasi itu tidak ada dokter yang siaga, tidak ada tenaga terapi, sedikitnya paramedis, seringnya pemberian makan yang terlambat, dan kebersihan yang buruk adalah penyebab utama puluhan korban telah jatuh sakit.
"Apabila kondisi GOR Sampang tidak segera diperbaiki, amat mungkin jumlah korban yang sakit akan bertambah", ujar Andy Irfan, Koordinator Kontras Surabaya.
Irfan menegaskan, kondisi ini menunjukkan Bupati dan seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Sampang sama sekali tidak memiliki keseriusan dalam menangani korban.
"Karena itu sebaiknya penanganan korban diambil alih pemerintah pusat atau pemerintah provinsi Jawa Timur", tukas Irfan.(brs/bhc/rby) |