JAKARTA, Berita HUKUM - Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Kongres Muslimah Indonesia ke-2 di Hotel Grand Cempaka Jakarta, 17-18 Desember 2018. Tema yang diusung dalam kongres kali adalah "Ketahanan Keluarga dalam Membentuk Generasi Berkualitas di Era Globalisasi'.
Menteri Keuangan Sri Mulyani hadir sebagai keynote speech dalam acara tersebut. Sri Mulyani mengungkapkan bahwa peran perempuan sangatlah penting untuk menyiapkan generasi penerus yang berkualitas.
''Ajaran islam, memandang seorang ibu sebagai al-ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raf, yang artinya adalah Ibu merupakan sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi yang berkualitas," kata Menkeu Sri Mulayani, Selasa Selasa (18/12).
Menurutnya, pembentukkan generasi berkualitas menjadi modal utama yang dimulai sejak di dalam perut. "Karena seorang ibu yang sedang hamil, persaannya membentuk perasaan anaknya, dan pikirannya membentuk pikiran anaknya. Maka yang dibaca, diucapkan, dirasakan ibu adalah proses pembentukan generasi. Jadi kalau ibu pandai, biasanya anaknya juga pandai. Itu adalah pengaruh yang luar biasa dari seorang ibu," terangnya.
Selain itu, lanjut Sri Mulyani, seorang ibu diharapkan mampu menjadi obor penerang dan jangkar yang menenangkan bagi anak-anaknya. Apalagi di tengah kehidupan yang semakin modern saat ini, perempuan memimiliki posisi yang sangat sentral, baik dalam kehidupan keluarga, maupun masyarakat. Potensi perempuan sangatlah besar, dan jika dioptimalkan, maka akan sangat menentukan keberhasilah pembangunan nasional khususnya dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Proses ini tidak akan terputus, dan akan terus berkelanjutan. Setelah bayi lahir dalam keluarganya, ia akan mengalami masa pertumbuhan dan berlanjut ke pendidikan, sekolah, dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat yang semuanya itu akan menentukan generasi berkualitas atau tidak berkualitas," jelas Sri.
Sementara itu, ketua panitia kongres, Azizah, dalam sambutannya menjelaskan bahwa pada hakikatnya kongres kedua ini merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari kongres yang pertama. Dimana masalah ketahanan keluarga masih menjadi pokok utama pembahasan.
"Sub temanya yang akan dibahas berkaitan dengan agama yang menjadi basis ketahanan keluarga, kemudian ketahanan keluarga di era digital, kemajuan Informasi Tehnologi (IT) untuk kemaslahatan, serta perempuan dan remaja dalam membangun kesadaran politik, dan hukum politik perempuan," terang Azizah.
Dalam kongres kedua ini, sambung Azizah, peserta yang hadir berjumlah kurang lebih 200 orang, yang terdiri dari Komisi PRK provinsi se-Indonesia, ormas-ormas muslimah tingkat pusat, ormas-ormas perempuan pada umumnya, serta para tokoh, ulama, dan cendekiawan perempuan.(bh/aida) |