Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Opini Hukum    
Partai Demokrat
Kudeta Demokrat, Harga Diri SBY Dan Keluarga Dipertaruhkan
2021-03-24 09:35:55
 

 
Oleh: Dr. H. Tony Rosyid

BANYAK KADER Demokrat kecewa. Terutama mereka yang tak lagi diakomodir di struktur kepengurusan partai. Sejumlah nama tokoh ada di dalamnya. Selain Marzuki Ali, ada Jhoni Allen Marbun dan Max Sopacua.

Mereka berontak. Ingin melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) dalam rangka mendongkel keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mengambil alih Demokrat. Merasa tak mampu jatuhkan SBY, mereka gandeng Moeldoko. Kepala Staf Presiden. Berharap, ini akan dapat dukungan istana. Dengan dukungan istana. KLB akan disahkan Kemenkumham.

Ibarat "tumbu ketemu tutup". Moeldoko menyambutnya dengan antusias. KLB pun diselenggarakan. Moeldoko terpilih jadi ketua umum Demokrat. Bukan kader, tapi Moeldoko orang istana.

Apapun penilaian rakyat, KLB sudah terjadi (6/3/2021). Saatnya bertarung di Kemenkumham untuk mendapatkan legalitas. Apakah Kemenkumham akan melegalkan Demokrat versi KLB Moeldoko?

Kalau langsung dilegalkan, tentu akan muncul stigma negatif, kasar, dan dianggap super tega. Rakyat "sebagai pemilik suara dalam pemilu" tak akan simpati model permainan kasar seperti ini. Tapi, kalau tidak dilegalkan, maka Moeldoko akan jadi tumbal. Tumbal siapa? Setidaknya tumbal dari mereka yang memberi ijin, juga yang punya kepentingan dan ikut mendesign kudeta Demokrat.

Seandainya pun Moeldoko "dimenangkan", kemungkinan akan ada proses yang sedikit memakan waktu. Diayun dulu, agar lebih menarik. Tidak terlihat vulgar. Perlu ulur waktu untuk meredakan "keriuahan publik yang tak simpati". Boleh jadi kalah dulu di Kemenkumham. Lalu ke pengadilan, dan menang. Ini akan terkesan lebih manis. Seolah Moeldoko berjuang sendiri, tak ada intervensi siapapun.

Tak ada yang tak mungkin. Politik itu permainan. Termasuk permainan isu dan cara bagaimana mempengaruhi persepsi publik. Siapa yang memenangkan opini, dia yang akan jadi juaranya. KLB Demokrat berupaya untuk mendapat dukungan publik.

Lalu, bagaimana nasib SBY? Bagaimana pula nasib karir politik putra-putranya? Apakah SBY akan membuat partai baru? Demokrat Perjuangan, misalnya. Atau justru SBY akan membuat perhitungan-perhitungan lain? Yang pasti, tidak hanya nasib, tapi harga diri SBY dan keluarga sedang dipertaruhkan. 10 tahun menjadi presiden, lalu "dipermalukan" dengan kudeta partai yang dirintis dan dibesarkannya.

Yang pasti, ini tak mudah bagi SBY dan masa depan politik bagi kedu putranya. Yang SBY perlu ingat, politik tak selebar konstitusi dan AD/ART Partai Demokrat. Politik memiliki dinamikanya sendiri. Seringkali tak bisa dikendalikan oleh pasal-pasal di dalam konstitusi. Apalagi cuma AD/ART partai. "Konstitusi boleh dilanggar untuk keselamatan rakyat", kata Mahfud MD. Apakah Kudeta Demokrat bagian dari tafsir konstitusional Mahfud itu? Kita akan lihat nanti.

Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa.(tr/bh/sya)




 
   Berita Terkait > Partai Demokrat
 
  Mahkamah Agung RI Kabulkan PK Moeldoko Soal DPP Partai Demokrat, Sudah Tergister
  Pernyataan SBY dan AHY Dipolisikan, Herman Khaeron: Si Pelapor Hanya Cari Panggung
  Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan: Fakta Big Data, Pembangunan Era Pres SBY Lebih Baik Dibanding Era Pres Jokowi
  Alasan Partai Demokrat Kabupaten Klaten Desak Anggota DPRD HS Mundur
  Sambut Rakernas PKS, AHY: Temanya Sejalan dengan Semangat Partai Demokrat
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Judi Haram dan Melanggar UU, PPBR Mendesak MUI Mengeluarkan Fatwa Lawan Judi

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2