JAKARTA, Berita HUKUM - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada semester I tahun 2015 mencatat perolehan laba sebesar Rp 831 miiliar, jumlah ini meningkat tajam hingga 54,25 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 539 miliar.
Sedangkan, pada akhir tahun, Maryono mentargetkan perolehan laba akan meningkat 40 persen. Target ini diyakini bisa tercapai lantaran peluang untuk tumbuh masih terbuka tahun ini. "Laba semester I-2015 tumbuh tinggi, karena kami memiliki target sampai dengan akhir tahun diatas 40 persen," jelas Dirut BTN, Maryono.
"Kami mempunyai target sampai dengan akhir tahun pertumbuhan Kredit berada pada kisaran 14% - 16%. Dimana Kredit dan Pembiayaan yang diberikan perseroan tumbuh lebih baik di atas rata-rata pertumbuhan Kredit Nasional, yang berada pada kisaran 10,40% per Mei 2015," ujar Maryono, selaku Direktur Utama Bank BTN saat jumpa pers Paparan kinerja semester I Th 2015 Bank BTN di auditorium BTN, Jakarta Pusat pada, Senin (27/7).
Berdasarkan data yang diperoleh, Pendapatan bunga (Interest Income) BTN semester pertama 2015 sebesar Rp. 7,353 Triliun atau tumbuh 13,69 dari posisi yang sama tahun 2014 sebesar Rp 6,467 Trilyun. Perolehan Interest Income ini mendongkrak perolehan laba bersih Bank BTN semester I 2015 menjadi Rp.831 Milyar, dibandingkan posisi yang sama pada tahun 2014 yang sebesar Rp 539 Milyar.
Berdasarkan data per 30 Maret 2015, Bank BTN masih menguasai pasar pembiayaan perumahan di Indonesia. Pangsa pasar tercatat 28,4%; masih di atas BCA (17,0%), BNI (10,3%), Mandiri (9,2%), BRI (4,6%), Niaga (7,0%). Sementara sisanya kisaran 23,6% dikuasai oleh bank-bank lain.
"Bank BTN konsisten di core bisnis dalam bidang pembiayaan perumahan, Kinerja Perseroan semester I 2015 masih menunjukan konsistensi pada bisnis utamanya, Kami pertahankan dan upayakan peningkatannya," tegas Maryono.
Penyaluran kredit sektor perumahan terbagi dari rumah subsidi dan non subsidi, total Kredit disalurkan ke sektor perumahan tersalurkan 30,14% atau sebesar Rp 38,001 Triliun yang disalurkan untuk rumah subsidi, sedangkan Rp 49,755 Triliun atau sekitar 39,45% disalurkan untuk rumah non subsidi.
Realisasinya KPR Subsidi hingga 30 Juni 2015 Bank BTN untuk program satu juta rumah sebanyak 53.369 unit rumah, dengan total kredit mencapai Rp 5,25 Triliun.
Per 30 Juni 2015, aset Bank BTN sebesar Rp155,95 triliun atau meningkat 14,99% dari posisi yang sama pada 2014.
Sementara itu, kredit dan pembiayaan tumbuh 18,33 persen dari Rp106,584 triliun di 2014 menjadi Rp126,125 triliun pada 30 Juni 2015.
Nampak dalam porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 89,52% atau sebesar Rp 112,903 Triliun dari total kredit yang tersalurkan pada semester I 2015 sebesar Rp. 126,125 Triliun. Sisanya sekitar 10,48% atau sebesar Rp 13,223 Triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan.
"Bank BTN mengapresisasi dengan baik 6 Kebijakan relaksasi yang dilakukan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dari 12 stimulus kebijakan sektor perbankan yang dapat mendorong perekonomian nasional, dimana dampaknya pada pertumbuhan kredit perseroan, perbaikan CAR, NPL (rasio kredit bermasalah), dan LDR dengan diturunkannya bobot resiko dalam menghitung ATMR," jelasnya.
Berikut ini enam (6) kebijakan yang berdampak positif bagi Bank BTN, yakni :
- Tagihan atau kredit yang dijamin Pemerintah dikenakan bobot resiko 0 persen dalam perhitungan ATMR
- Penerapan penilaian prospek usaha sebagai salah satu persyaratan restrukturisasi kredit tanpa mempertimbangkan kondisi pasar maupun industri dari sektor usaha debitur.
- Pelaksanaan restrukturisasi kredit sebelum terjadinya penurunan kualitas kredit
- Penurunan bobot risiko KPR RSS dalam rangka program Pemerintah ditetapkan sebesar 20% tanpa mempertimbangkan nilai LTV dalam perhitungan ATMR untuk risiko kredit
- Penilaian kualitas kredit kepada satu debitur atau satu proyek hanya berdasarkan ketepatan pembayaran dan atau bunga dinaikan menjadi Rp 5 Milyar
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan laba bersih triwulan II 2015 sebesar Rp831 miliar, naik 54,25% dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp539 miliar.
"Peluang untuk tumbuh masih sangat terbuka sampai akhir 2015," tutur Maryono.
Beliau juga optimis pertumbuhan laba bersih perseroan tersebut didukung perolehan net interest income(pendapatan bunga bersih) sebesar Rp3,187 triliun atau naik 19,06 persen dibanding 2014.
"Targetnya hingga akhir 2015 kredit Bank BTN akan berada pada kisaran 14-16%," Jelasnya.
"Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh dari Rp101,345 triliun pada 2014 menjadi Rp114,719 triliun di 2015. DPK Bank BTN pada 2015 pertumbuhannya 13,2 persen," ujar Maryono.
Dia menuturkan, pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh pertumbuhan giro yang mencapai 36,16% yang meningkatkan rasio CASA (dana murah) menjadi 47,27 persen.
"Kami berkomitmen untuk terus menurunkan NPL (rasio kredit bermasalah) hingga akhir 2015 di kisaran 3 persen. NPL nett semester I-2015 Bank BTN tercatat 3,3 persen atau menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,83 persen," ujarnya.
Ia menambahkan, perseroan akan lebih fokus melakukan recovery asset untuk memperbaiki kualitas kredit. Hingga semester I-2015, perseroan telah melakukan recovery asset sebesar Rp761,126 miliar atau sebesar 59,93% dari target.
"Sampai akhir 2015 Bank BTN merencanakan dapat melakukan recovery asset sekitar Rp1,27 triliun," tandasnya.(bh/mnd) |