SAMARINDA, Berita HUKUM - Kasus penyiksaan Narapidana (Napi) layaknya pada zaman kolonial seperti dalam adegan beberapa film kembali terjadi di Kota Tepian Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), kejadian yang dialami Imul (30) Napi Narkoba pada Lembaga Pemasaran (Lapas) Samarinda, dia disiksa 3 oknum pegawai Sipir Lapas Selasa (19/3) hingga tidak dapat berjalan.
Imul, napi malang warga Jl Kadri Oning Kelurahan Air Hitam Samarinda yang terjerat kasus narkoba hingga di vonis bersalah selama 8 tahun penjara dan sebagai warga binaan Lapas Samarinda Jl Sudirman sudah 3 tahun berjalan, ujar Imul saat di temui Berita Hukum.com di UGD RS Dirgahayu Selasa (19/3) sore.
Menurut Imul, kejadian ini sekitar Pukul 06.00 Wita, saat itu ada teman teman sesama napi, lewat ditempat masak disitu ada box tempat es, saya bilang jangan lewat disitu anak-anak masak namun temannya tersebut langsung pecakan box es tersebut, lantar saya di panggil pegawai sipir dan menyiksa saya dan teman tadi, jelas Imul.
"Saya dipanggil oleh Sipir Penjara yang bernama Supri dan Ardin, saya dipukul dengan cara menyiksa dengan tidak manusiawi, belakang saya di pukul sekita 20 kali dengan menggunakan Pendeng atau ikat pinggang TNI serta kedua kaki saya dipukul dengan besi kurang lebih 60 CM hingga tidak bisa berjalan.
Tak puas dengan siksaan seperti itu saya di suru jalan bebek di situ muka saya kembali dipukul," jelas Imul sambil memperliatkan wajah, kaki, tangan dan punggung yang memar membiru kepada dokter yang memeriksanya.
Usai disiksa oleh tiga orang sipir penjara tersebut, mereka mengancam untuk tidak melaporkan siapapun, "Jangan sampai kamu laporkan keluargamu, awas kamu", ucap Imul menirukan ancaman sipir.
Ditemui di RS Dirgahayu, orang tua korban, Haji Sutriani, mengatakan kasus penganiayaan terhadap anaknya Imul penghuni Lapas jl Sudirman Samarinda hingga tidak bisa jalan, kaki, tangan, waja dan punggung memar yang dilakukan sipir penjara tidak bisa dikabarkan begitu saja, saya minta ditindak secara tegas, ujar Sutriani.
Kejadian pada pukul 06.00 Wita pagi tadi dan mereka para penjaga melarang informasi namun bocor juga, kami terima kabar pukl 14.00 Wita dan kami minta untuk divisum, ini sikap bukan manusia tapi binatang, tegas Orang tua Imul penuh emosi.
"Saya tidak terima ini, setelah mendapatkan hasil visum dari dokter
Saya akan segera melaporkan kejadian tersebut ke Polres dan juga ke Komnas HAM," tegas Sutriani.
Kepala Lembaga Pemasaran (Lapas) Samarinda, Farid Junaedi, dikonfirmasi pewarta di kantornya Selasa (19/3) membenarkan peristiwa terjadi, dan tetap melakukan proses sesuai SOP, jadi jangan kuatir kita akan memproses setiap hal-hal yang melanggar peraturan, jelas Farid.
"Besok tim sudah mulai bekerja memeriksa, sebab apa yang terjadi, saya tegaskan tidak ada pembenaran sama sekali petugas berbuat seperti itu," pungkas Farid.(bhc/gaj)
|