JAKARTA, Berita HUKUM - Gabungan ratusan ribu massa dari berbagai ormas Islam keagamaan dan berbagai elemen masyarakat Jakarta mengancam akan berdemonstrasi kembali dengan menduduki Istana Negara Jakarta.
Ratusan ribu massa kali ini untuk 'Aksi Bela Islam 'yang diinisiasi Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) dan Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) dan diikuti puluhan elemen ormas Islam ini dilakukan setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pendapat resmi bahwa Ahok menghina Alquran dan ulama.
Seruan akan berdemo kembali itu disampaikan sebelum massa bergeser untuk melanjutkan aksinya ke Balai Kota, terkait kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di depan kantor sementara Bareskrim Polri.
Bahkan, kelompok bela Islam ini siap mengerahkan jumlah massa lebih besar lagi jika Presiden Joko Widodo pasang badan melindungi calon petahana Ahok dari jeratan hukum.
Bukan hanya Istana, demonstran juga akan melakukan aksi pendudukan di gedung MPR-DPR jika penanganan perkara pelecehan kitab suci Al-Quran oleh pihak kepolisian mandek atau jalan ditempat.
"Jadi apabila Pak Jokowi sekali-kali mencoba melindungi Ahok, kita akan lengserkan presiden," kata salah seorang orator sambil memegang pengeras suara di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (14/10).
"Kami akan lawan siapapun bahkan presiden sekalipun. Kita lawan yang menghalangi proses hukum. Ahok sudah memecah-belah kerukunan umat. Sehingga hukum dinegara ini harus tegak," ujar dia.
Pantauan siang tadi, sejumlah perwakilan dari elemen massa secara bergantian melakukan orasi-orasi perlawanan terhadap Ahok diatas mobil komando. Massa yang kebanyakan menggunakan pakaian serba putih melanjutkan longmarch sambil membentangkan beragam atribut penolakan Ahok.
Unjuk rasa ribuan massa dari berbagai elemen hari ini, sebagai protes akibat buntut pernyataan Ahok yang dianggap melecehkan kitab suci umat Islam dan para ulama yang menyebut dibodohi dan dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51 untuk tidak memilihnya pada Pilkada DKI 2017 mendatang.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto akhirnya menemui ribuan pengunjuk rasa di depan gedung Kementrian Kelautan dan Perikananan (KKP), Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (14/10).
Bahkan, ia dipersilahkan menaiki mobil komando setelah beraudiensi dengan perwakilan dari gabungan ormas Islam membahas tindaklanjut penanganan perkara dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Hadir ditengah-tengah ribuan massa bela Islam, Jenderal bintang tiga itu berjanji akan memeriksa Ahok terkait pernyataannya di Kepulauan Seribu yang dianggap melecehkan kitab suci Al-Quran dan Alim Ulama.
"Terkait dengan persoalan ini, kami sudah menerima laporan semua pengaduan dari saudara-saudara kita sekalian," ujar Ari Dono dari atas mobil komando menggunakan pengeras suara.
"Dan sudah melakukan pemeriksaan-pemeriksaan kepada para saksi yang ada sebelum bapak-ibu sekalian datang ke tempat kami," sambung mantan Wakabareskrim Polri itu.
Dia mengklaim, kepolisian dalam hal ini tetap akan memproses setiap laporan masyarakat meski ada atau tidak desakan publik. Kabareskrim memastikan jajarannya akan bekerja secara profesional.
"Jadi tanpa diminta, polisi, aparat, penegak hukum sesuai dengan tanggungjawab sudah memeriksa semua saksi," terang Ari Dono diiringi tepuk tangan ribuan demonstran.
"Kemudian kami juga sudah menyita bukti-bukti rekaman video. Selanjutnya nanti apa yang saudara-saudara minta kita juga akan memeriksa Gubernur, bapak Ahok. Mohon doa restu kepada saudara-saudara," tambahnya.
Atas pernyataan janji Kabareskrim tersebut, massa lantas dengan kompak meminta pembuktian jika serius mengusut tuntas perkara calon gubernur petahana yang diusung partai Golkar, NasDem, Hanura dan PDIP itu.
"Buktikan, buktikan, buktikan!!!," teriak massa, serentak.
Sedangkan, Panglima FPI, Habib Rizieq dan beberapa tokoh dari ormas Islam lainnya, juga berada di atas mobil komando. Senada dengan massa, Habib Rizieq pun meminta Kabareskrim membuktikan ucapannya.
'Saudara, semua kita menuntut pembuktian. Betul? Kita minta Ahok diperiksa secepatnya. Jadi kalau bapak Kapolri dan Kabareskrimnya berkomitmen untuk memeriksa Ahok kita akan membela polisi. Kita akan dukung polisi," kata Habib Rizieq.
"Siapapun yang intervensi polisi kita lawan. Siap melawan? Jadi pak Kabareskrim dan Pak Kapolri tidak usah takut. Kalau Presiden ingin melindungi penjahat, Presiden kita lengserkan. Biar Kapolri saja yang jadi Presiden," ujar Rizieq lagi disambut tepuk tangan dan ucapan takbir oleh massa.
"Sekali lagi kita tegaskan kalau Bapak Presiden coba-coba melindungi penista agama kita akan rebut DPR dan MPR. Kita akan duduki DPR dan MPR. Kita lengserkan Presiden. Siap lengserkan Presiden?" imbuhnya yang lagi-lagi dijawab oleh massa. "Siaaaap!!!".(dbs/fsb/aktual/fpi/bh/sya) |