ACEH, Berita HUKUM - Masyarakat Langsa, Aceh meminta Pertamina dan Aparat penegak hukum untuk menindak dealers dan pangkalan penyaluran Gas 3 kg bersubsidi Pemerintah.
Hasil investigasi Tim dari Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) dan Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) Cakra bersama sejumlah awak media, Sabtu (02/11) di Kota Langsa, menemukan harga gas elpiji bersubsidi (3kg) di jual dengan harga Rp 20.000,- hingga Rp 25.000,- per tabung.
Menurut Ketua perwakilan YARA Langsa, Mhd Abubakar hal ini sangat merugikan masyarakat, karena harga eceran tertinggi (HET) yang di tetapkan pihak Pertamina Rp 15.000 per tabung, Muhammad mendesak pihak Pertamina dan penegak hukum, untuk mengusut tuntas dugaan pengoplosan gas 3kg ke tabung gas 12 kg, yang di duga di lakukan sub dealers penyalur.
Meneger PT. HULAJU selaku Distributor penyalur Hadi Rusdianto pada Tim investigasi mengatakan, tidak ada kelangkaan gas karena stock kita selalu melebihi kuota.
Setiap harinya pihak kita menyalurkan 5 sampai 6 truck gas untuk Kota Langsa, dan 8 hingga 10 truck untuk kabupaten Aceh Tamiang, sedangkan untuk Aceh Timur 8 hingga 11 truck, dengan kapsitas 540 tabung," ujar Hadi Rusdianto.
Tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kg di Langsa, saat ditanya tentang indikasi pengoplosan," Rusdianto mengatakan, saya tidak tahu, itu tugas Pertamina untuk memantaunya, pihak PT. HULAJU hanya bertugas mengisi, kemungkinan itu ada, tapi kita juga gak tau," sebut Rusdianto.
Pertamina tidak pernah membatasi kuota elpiji untuk PT. HULAJU, sesuai dengan permintaan dari pihak sub dealers, bahkan untuk bulan ini, kita dapat penambahan kuota dari 328.720 tabung (98.160 ton) bulan Oktober, pada bulan November pihak Pertamina telah menambah kuota menjadi 339.360 tabung (101.808 ton)," pungkas Rusdianto.
Sementara Ck Pertamina haji Faisal, saat hendak di konfirmasi tidak berada di tempat.(bhc/tim/kar) |