Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Gaya Hidup    
Film
Masyarakat Surabaya Apresiasi Film Ki Bagus Hadikusumo
2017-07-28 11:21:04
 

 
SURABAYA, Berita HUKUM - Setelah rilis pertengahan Mei lalu, film karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengenai Ki Bagus Hadikusumo yang berjudul 'Toedjoeh Kata' diputar perdana di Surabaya pada 22 dan 23 Juli 2017 lalu. Pemutaran film 'Toedjoeh Kata' yang diselenggarakan di dua tempat berbeda, yakni di Go Hijrah Office dan Masjid Al-Ikhlas ini pun mendapat apresiasi dari warga Surabaya.

Menurut Dimas Widiarto, staff Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) UMY, apresiasi dari warga Surabaya terhadap film tersebut terlihat dari banyak dan beragamnya penonton yang ikut hadir dan berdiskusi bersama sang sutradara, Bayu Seto.

"Pemutaran hari pertama, kami adakan di kantor Go Hijrah di kawasan pusat kota. Penonton yang menghadiri cukup beragam dari lintas generasi dan profesi, seperti dosen, sejarawan, jurnalis, kalangan muda, dan sebagainya. Dengan keragaman tersebut, diskusi seusai pemutaran berlangsung sangat interaktif melalui berbagai argumentasi, apresiasi, sampai yang mengkritisi secara ilmiah terkait motivasi dan referensi pembuatan film," ujarnya saat ditemui di Biro Humas UMY pada Rabu (26/7).

Kegiatan pemutaran film dan diskusi tersebut menurut Dimas terselenggara berkat kerjasama Muhammadiyah Multimedia (MM) Kine Klub dengan komunitas dakwah Go Hijrah, Pemuda Remaja Al-Ikhlas, Yayasan Masjid Al-Ikhlas, dan Yayasan Tabassum Emdee.

"Selain itu, kami juga mendapat dukungan dari Komunitas Jejak Islam untuk Bangsa, yang selama ini giat menumbuhkan minat kalangan muda untuk belajar sejarah Bangsa dan sejarah Islam. Dan hadirnya film 'Toedjoeh Kata' ini sangat tepat, karena bisa menjadi jembatan penghubung masyarakat untuk memahami sejarah. Sebab setelah kami berbincang dan berdiskusi dengan warga Surabaya saat itu, diketahui bahwa ternyata ada keterputusan sejarah antara pemahaman generasi yang bersekolah pada masa Orde Baru dengan generasi pasca Reformasi," ungkapnya.

Hal Senada juga diungkapkan Bayu Seto, sutradara dan juga mahasiswa Hubungan Internasional UMY angkatan 2013. Menurut Bayu, pemutaran film pada hari kedua di Masjid Al-Ikhlas kawasan Perak juga dirasa telah sukses dan berhasil menjangkau penonton awam yang ternyata baru mengetahui sejarah Piagam Jakarta. Bahkan diantara penanya ada yang sama sekali belum mengetahui 7 (tujuh) kata yang dimaksud dalam tema dan judul film tersebut. "Itu bisa dimaklumi, karena selama ini pengajaran tentang aspirasi umat Islam dalam Piagam Jakarta memang cenderung marjinal dan kurang proporsional pada pendidikan sejarah nasional.

Adanya film ini justru menjadi stimulant bagi generasi muda untuk lebih mendalami referensi sejarah terkait aspirasi umat Islam yang sesungguhnya dalam bernegara," ujar Bayu. Pada hari kedua pemutaran film 'Toedjoeh Kata' ini, ratusan penonton yang hadir juga didominasi oleh kalangan pemuda dan aktivis remaja masjid se-Surabaya.

'Toedjoeh Kata' sendiri merupakan sebuah karya sinema Doku-Drama yang mengungkapkan tentang peristiwa di balik pengubahan Piagam Jakarta. Film dokumenter ini juga menyoroti tentang penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta yakni "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya".

Selain itu, film 'Toedjoeh Kata' ini juga semula diproduksi sebagai partisipasi UMY dalam Pekan Seni Perguruan Tinggi Muhammadiyah ke-3 di Jakarta pada awal Mei yang lalu. "Dalam ajang tersebut, film 'Toedjoeh Kata' meraih prestasi sebagai juara kedua dan mendapat berkah apresiasi dari peminat film di berbagai kota sehingga bisa diputar di Surabaya.

Selain itu, kami juga berencana akan memutarkan film ini hingga akhir tahun dan akan berlanjut ke Jakarta, Bandung dan kota-kota lainnya di Indonesia. Dan prestasi lainnya dari film 'Toedjoeh Kata', saat ini telah memasuki proses seleksi sampai tingkat semi-finalis dalam ajang Lake City Film Festival yang akan diadakan pada akhir Agustus nanti di kota Oguta, Nigeria," imbuh Bayu lagi.(bhpUMY/muhammadiyah/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Film
 
  Hayya 2: Dream, Hope & Reality, Film tentang Isu Kemanusiaan dan Kesehatan Mental
  Sinopsis Film Cita-citaku Setinggi Balon Karya LSBO PP Muhamadiyah Bersama NA, Malvocs, dan Mixpro
  Hiburan Jelang Lebaran, Nonton Bareng Film Jejak Langkah Dua Ulama
  Saksikan Gala Premiere Sisterlillah, Presiden PKS: Ini Kado Istimewa bagi Insan Film
  'Rekah' Film Karya Anak Muhammadiyah yang Jadi Juara Kompetisi Film Nasional
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2