Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Gaya Hidup    
Inggris
Mencuci Ayam Mentah Tingkatkan Risiko Infeksi
Wednesday 18 Jun 2014 04:49:22
 

Masak ayam sepenuhnya matang bisa menghindari risiko bakteri.(Foto: Istimewa)
 
INGGRIS, Berita HUKUM - Lembaga kesehatan Inggris menyarankan para konsumen untuk berhenti mencuci daging ayam mentah karena dapat meningkatkan risiko keracunan makanan. Sebuah jajak pendapat daring kepada 4.500 orang dewasa menunjukan bahwa 44% dari mereka masih mencuci ayam sebelum dimasak.

Namun Agen Standarisasi Makanan (FSA) Inggris mengatakan mencuci ayam mentah bisa menyebarkan bakteri campylobacter ke tangan, meja, pakaian, dan alat-alat dapur, melalui percikan air.

Campylobacter menginfeksi sekitar 280.000 orang di Inggris per tahun namun hanya 28% dari responden yang pernah mendengar nama ini.

Bakteri ini merupakan bakteri paling banyak menyebabkan keracunan makanan di Inggris dengan gejala seperti diare, sakit perut, kram, demam, dan umumnya merasa tidak sehat.

Infeksi serius

Kebanyakan orang mungkin hanya sakit dalam beberapa hari, tetapi jika terjadi terus bisa menimbulkan efek jangka panjang, seperti gangguan pada sistem saraf.

Ini juga bisa menyebabkan kematian dan yang paling berisiko adalah anak-anak di bawah lima tahun dan usia lanjut.
Untuk menyimpan ayam mentah, FSA menyarankan konsumen untuk membungkus dan mendinginkannya di kulkas. Letakan di bagian paling bawah agar tetesan air tidak mengkontaminasi makanan lain.

Selain itu, FSA juga merekomendasikan konsumen untuk rajin mencuci alat dapur dan talenan ketika selesai menyiapkan daging mentah.

Kepala eksekitif FSA mengatakan: "Meskipun orang cenderung mengerti untuk mencuci tangan setelah memegang daging ayam dan memasaknya dengan matang, riset menunjukan praktik mencuci ayam masih umum dilakukan."
"Campylobacter adalah isu yang serius karena bisa menyebabkan sakit parah dan kematian," katanya.(BBC/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Inggris
 
  Rishi Sunak: Siapa Dia dan Mengapa Dia Mau Menjadi Perdana Menteri Inggris Sekarang?
  Skandal Pesta dan Pelecehan Seksual di Balik Mundurnya PM Inggris Boris Johnson
  Brexit: Inggris Akhirnya Resmi Meninggalkan Uni Eropa
  Pemilu Inggris: Bagaimana Boris Johnson Meraih Kemenangan Terbesar dalam 3 Dekade
  Boris Johnson Menjadi PM Inggris dengan Dukungan Suara Kurang dari 0,34% Pemilih
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2