JAKARTA, Berita HUKUM - Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet menggelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-69, di lapangan Sekretariat Negara, Senin (10/11) pagi. Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Drs. Subiyantoro.
Sekretaris Wantimpres Subiyantoro yang membacakan sambutan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang bertindak selaku penanggung jawab acara peringatan Hari Pahlawan ke-69 tahun 2014 ini, mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia untuk merenungkan kembali sejarah perjalanan Bangsa dan Negara Indonesia bahwa untuk mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diperlukan perjuangan panjang.
“NKRI tidak akan bisa berdiri menjadi negara yang merdeka berdaulat dan terhormat seperti saat ini, tanpa perjuangan para pejuang, pendiri bangsa dan pahlawan yang telah mengorbankan jiwa, raga, pikiran serta hartanya,” kata Khofifah.
Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, sejarah bangsa dan negara Indonesia mencatat, perjuangan untuk merebut kemerdekaan dan mendirikan NKRI membutuhkan ikatan persatuan dan kesatuan yang kuat.
“Komitmen para pejuang, pendiri bangsa dan para pahlawan untuk mempersatukan bangsa ini melahirkan sikap kepahlawanan, kesetiakawanan sosial serta menguatkan memori kolektif bangsa saat itu, supaya berani bertindak nyata untuk melawan penjajahan dan ketertindasan akibat kolonialisme dan imperialism,” kata Subiyantoro membacakan sambutan Menteri Sosial.
Tema Peringatan Hari Pahlawan tahun 2014 ini “Pahlawanku Idolaku”. Tema ini dimaksudkan untuk menggugah semangat kepahlawanan sebagai ukuran nilai, baik sebagai “panutan” maupun figur idola pencarian jati diri.
Untuk itu, menurut Khofifah, tema Pahlawanku Idolaku diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi penerus, bahwa semangat juang dan semangat kebangsaan para pahlawan akan selalu terpatri di “dada” setiap insan Indonesia dan menjadi kebanggaan atau idola sepanjang masa.
Sikap Kepahlawanan menurutnya, merupakan sebuah perwujudan tindakan dan pengorbanan yang penuh militansi. Sikap Kesetiakawanan Sosial adalah perwujudan dari kepekaan sosial atau batin.
“Kita harus memaknai semua itu bukan hanya sekedar ungkapan saja, tetapi harus dijadikan sebagai kekuatan moral yang dapat diterapkan di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk Indonesia pada masa kini dan mendatang,” kata Khofifah.
Upacara diikuti oleh para pejabat eselon I dan II Kementerian Sekretariat Negara, Sekretaris Kabinet, Kementerian Koordinator Polhukam, Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sesjen Wantanas, Wantimpres, dan lembaga lainnya.(Setkab/ES/bhc/sya) |