JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Bidang Tabligh Global dan Kerja Sama Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fahmi Salim ingatkan peran Muhammadiyah membantu Rakyat Palestina tidak baru-baru ini saja.
Sebab sejak sebelum ramai diperbincangkan oleh media sosial sekarang, Muhammadiyah melalui tokoh-tokohnya ikut berperan menjadi delegasi perdamaian untuk Rakyat Palestina.
Dalam Kajian Ahad (9/6) bertema "Muhammadiyah dan Perjuangan Bela Palestina” yang digelar di Jakarta, Fahmi Salim meminta supaya warga persyarikatan tidak melupakan sejarah perjuangan Muhammadiyah membela Palestina.
Fahmi Salim mengungkapkan, pada tahun 1930 an ada tokoh sekaligus kader Muhammadiyah yang bernama Abdul Kahar Muzakkir yang gigih membangun diplomasi dengan dunia internasional untuk membela Palestina.
Tidak hanya berdiplomasi membela Palestina, Prof. Abdul Kahar Muzakir ketika menuntut ilmu di Mesir juga aktif mengkonsolidasikan kekuatan dunia Islam untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
Bahkan Kahar Muzakir diundang khusus oleh Mufti Besar Palestina yang bernama Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini untuk mengikuti Muktamar Alam Islam pada 1931 di Yerusalem, Palestina.
“Abdul Kahar Muzakir ini orang Muhammadiyah, tokoh Muhammadiyah pertama yang terlibat dalam urusan Palestina,” ungkapnya.
Kemudian pada 1937 Kahar Muzakir juga menghadiri muktamar yang sama di Suria dengan membawa mandat dari 34 organisasi Islam asal Indonesia, termasuk Muhammadiyah untuk menyuarakan pembebasan Palestina.
Selain Kahar Muzakir, juga ada Muhammad Rasyidi – tokoh dan kader Muhammadiyah asal Yogyakarta yang ikut serta membela Palestina. Fahmi Salim menyebut Rasyidi ini sebagai penerus perjuangan Kahar Muzakir di Timur Tengah.
Keberpihakan Muhammadiyah terhadap pembebasan Palestina, kata Fahmi, karena Muhammadiyah menjadikan Islam sebagai basis perjuangan. Islam bagi Muhammadiyah tidak hanya dimaknai sebatas perintah salat saja, dan ibadah-ibadah khusus saja.
Perjuangan pendahulu Muhammadiyah untuk membebaskan Palestina konsisten dilanjutkan Muhammadiyah sampai sekarang, baik melalui aksi-aksi simbolik, maupun bantuan sosial, kemanusiaan, sampai beasiswa pendidikan untuk rakyat Palestina.(muhammadiyah/bh/sya)
|