SURABAYA (BeritaHUKUM.com) – Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyatakan mutu dan profesionalitas guru merupakan tantangan utama pendidikan nasional. "IGI masih melihat mutu dan profesionalitas guru sebagai tantangan utama. Sertifikasi dan peningkatan kesejahteraan guru belum meningkatan mutu dan profesionalitas mereka," kata Ketua Umum IGI Satria Dharma di Surabaya dalam pembukaan Rakernas IGI di Surabaya,Jawa Timur dalam rilis yang diterima BeritaHUKUM.com, Senin (30/1).
Menurut dia, ada banyak kendala yang menyebabkan peningkatan mutu dan profesionalitas ini tidak juga berhasil dicapai. Salah satunya problem motivasi belajar guru yang rendah. "Guru tidak memiliki motivasi belajar. Seolah-olah, guru itu bertugas mengajari siswa dan melupakan belajar untuk meningatkan kompetensi dirinya," tutur Satria. Padahal, sambungnya, kalau berani mengajar, maka guru harus berani belajar.
Melemahnya motivasi belajar ini berimplikasi pada apatisme dalam pembelajaran. Hal ini dipicu oleh sistem pembelajaran yang berpusat pada ancaman kelulusan, melalui ujian nasional. "UN melemahkan sistem pembelajaran bermutu. Guru jadi malas berinovasi dan kreatif," imbuhnya.
IGI, kata Satria, fokus pada upaya peningkatan mutu dan proofesionalitas guru. Meutu guru merupakan ujung tombak mutu pendidikan nasional "Kami membantu pemerintah meningkatkan kualitas guru. Berbagai seminar dan pelatihan diselenggarakan IGI guna mengejar ketertinggalan ini. Tanpa guru yang bermutu, sulit mengharapkan pendidikan berkualitas," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Satria menegaskan, upaya peningkatan profesionalitas guru jangan diganggu oleh kegiatan politik praktis. Di banyak daerah guru menjadi korban pertarungan politik dalam pilkada. Mutasi dan demosi dilakukan bila guru tidak mendukung salah satu kandidat. Ini menciderai profesionalittas guru. "IGI selalu mengulangi sikapnya bahwa IGI tidak berpolitik praktis. Jangan libatkan guru dalam kegiatan politik. Politik IGI adalah politik pendidikan guna peningkatan kualitas pendidikan nasional," terang Satria.
Dalam kesempatan tersebut, Satria meminta semua pengurus IGI di daerah untuk betul-betul mencari cara dan terobosan utk membantu pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah masing-masing. "Kami fokus pada peningkatan pendidikan di daerah. Carilah cara terbaik agar seluruh daerah bisa meningkat kualitas pendidikannya. Di sana ada IGI, di daerah itu harus memiliki mutu pendidikan yang baik," katanya menandaskan.
Satria juga mengajak semua pihak terlibat membangun pendidikan. Selama ini, Pertamina Foundation, Telkom, Acer, Pesona Edu, CBE digandeng IGI untuk memperbaiki mutu guru Indonesia.(rls/bim)
|