Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Polri
Natalius Pigai: Polri Butuh Figur Jenderal Tito Saat Menghadapi Dilema Saat Ini
2018-02-01 15:26:04
 

Ilustrasi. Tampak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavia.(Foto: BH /as)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai menguraikan bahwa pada saat ini Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sangat membutuhkan figur Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavia. Terlebih lagi saat ini, di mana Polri menghadapi dilema.

Polri, jelas Pigai, berada di tengah-tengah tarikan berbagai kepentingan. "Kepentingan para pencari keadilan, kepentingan aktor-aktor pelaku kriminal, para punggawa politik, juga tekanan dunia internasional. Kepolisian ibarat diserbu dari 8 penjuru mata angin," kata Natalius Pigai, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/2).

Menurut Pigai, saat ini negara Indonesia berada pada turbulensi politik yang tinggi, di mana semua orang berharap Kepolisian sebagai alat pemukul lawan. Namun hanya dengan kepiawaian seorang Jenderal Prof Dr. Tito Karnavian mampu menjaga Marwah institusi Kepolisian saat ini.

Jenderal Tito, kata dia, telah menyadari bahwa Kepolisian adalah satu lembaga negara yang dekat dengan rakyat, para pencari keadilan.

"Pasti senang jika dipuji, juga tetap saja menerima di saat dihujat, dicaci dan maki. Yang paling penting adalah Jenderal Tito tetap berusaha untuk menegakkan hukum secara berkeadilan," jelasnya.

Dia melanjutkan bahwa Jenderal Tito juga tetap berusaha untuk menjaga agar tegaknya Pancasila, UUD, NKRI dan Kebhinekaan Bangsa Indonesia.

"Tidak banyak yang tahu, proses hukum yang begitu cepat terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kepolisian berani mengambil keputusan disaat adanya benturan tuntutan mayoritas umat muslim dan kepastian jaminan perlindungan bagi kaum minoritas. Di tengah dilema kepolisian menegakkan keadilan dan Pengadilan memutuskan Ahok bersalah. Dan itu terjadi karena seorang Tito Karnavian," tandas Pigai, yang juga sebagai tim pembela Ustadz Habib Rizieq dan para ulama.

Dijelaskannya, ketika proses hukum terhadap para ulama, ustad, ustadzah, habib, habaib, umat muslim dan aktivis, semuanya berakhir dengan baik tanpa melalui proses penegakkan hukum dengan mengedepankan pendekatan ketat (crime control model) dan Tito sebagai Kapolri mengontrol secara ketat agar citra, harkat dan martabat para pemimpin muslim tetap terjaga.

Dia pun memaparkan, sebagai intelektual, Jendral Tito menyadari betul bahwa saat ini adanya gempuran dunia internasional dengan membangun framing negatif atau stereotipe negatif terhadap muslim.

Habib Rizieq Shihab pemimpin muslim Indonesia, Ulama Besar adalah target utama bagi orang-orang yang menjalankan praktik Islamopobia yang yang telah menghancurkan imperium Islam dan peradabaanya di Dunia Arab.

Dunia Arab dihancurkan dengan memberangusnya situs-situs tua sebagai simbol imperium Islam dan pusat perasaan Islam mulai beralih ke ke kawasan Asia Tenggara dan Indonesia sebagai tujuan ekspansi Islam Transnasional. Habib Rizieq adalah figur sentral yang terbukti mampu membangun peradaban dan kedigdayaan Islam.

Jadi, bagaimanapun Tito seorang intelektual muslim asal Palembang memainkan peran sentral menyelamatkan harkat dan martabat Habib Rizieq sebagai simbol tokoh muslim berpengaruh di negeri ini.

"Memang tidak mudah menegaskan hukum tetapi lebih sulit menjaga nama, harkat mulia tokoh-tokoh panutan umat muslim. Semua ini saya saksikan sendiri sebagai Ketua Tim Pembela Habib Rizieq, para ulama, Umat Muslim, aktivis baik di Komnas HAM maupun juga sebagai aktivis kemanusiaan," katanya.

Soal pernyataan Jenderal Tito yang menyatakan bahwa hanya NU dan Muhamadiyah adalah NKRI itu menunjukkan kecerdasan intelektualnya yang tidak banyak diketahui di sanubarinya bahwa

"Itu hanya sebuah pancingan agar semua komponen muslim selain NU dan Muhamadiyah keluar dari sanubarinya untuk menyatakan secara lantang mengakui Pancasila dan NKRI sebagai landas pijak. Sebagaimana yang dilakukan oleh NU dan Muhammadiyah," ungkap Pigai.

"Justru harus diapresiasi kepada Jenderal Tito, karena pernyataan itulah merekatkan semua rakyat Indonesia mengerti akan posisi dan jati diri orang-orang Islam yang selama ini diabaikan dan dicurigai oleh negara sebagai bagian tidak terpisahkan dari negeri ini," katanya lagi.

Nah, terkait standar berfikir negara tentang Pancasila dan NKRI adalah standar berfikir pada Tito sebagai Kepala Kepolisian RI yang bertugas menegakkan simbol-simbol negara bangsa. Dan Pernyataan Jenderal Tito adalah melaksanakan tugas sebagai punggawa NKRI sebagai pemimpin tertinggi Kepolisian RI.

"Mari kita sudahi Polemik ini, tok Tito adalah seorang anak muslim dari pedalaman Palembang yang mengerti Islam sejak hayat dikandung badan!" Pintai Pigai menutup pernyataannya.(bh/as)



 
   Berita Terkait > Polri
 
  Komjen Agus Andrianto Resmi Jabat Wakapolri Gantikan Komjen Gatot Eddy
  HUT Bhayangkara ke-77, Pengamat Intelijen Sebut Tiga Hal Ini Yang Nyata Dihadapi Polri
  Polri dan Bea Cukai Teken PKS Pengawasan Lalu Lintas Barang Masuk RI, Cegah Kejahatan Transnasional
  Dituding 'Orang Suruhan Ferdy Sambo', Yulliana: Pernyataan Kamaruddin Simanjuntak adalah Tuduhan Keji
  Tolak Fitnah terhadap Kabareskrim, Pekat IB Do'akan Polri Solid dan Minta Ismail Bolong Ditangkap
 
ads1

  Berita Utama
Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

 

ads2

  Berita Terkini
 
Penahan 3 Mahasiswa Undip Diharapkan Diselesaikan Melalui Restorarive Justice

Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2