JAKARTA, Berita HUKUM - Kepala Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf mengatakan, transaksi keuangan mencurigakan dan tunai mulai meningkat menjelang Pemilu 2014. Hal ini sesuai dengan penelitian PPATK yang menyebutkan, transaksi mencurigakan dan tunai meningkat menjelang, saat, dan setahun paska pemilu.
"Kami riset pemilu 2004, 2009, dan yang sekarang. Tapi yang 2014 itu sudah kelihatan frekuensi transaksinya," kata Ketua PPATK M Yusuf, Senin 9 Desember 2013, seperti dilansir viva.co.id.
Dalam penelitian itu, katanya, tergambar bahwa perputaran uang dalam transaksi mencurigakan itu tidak terkait signifikan dengan kondisi bisnis Indonesia. "Sehingga disinyalir, kemungkinan besar, itulah praktik-praktik politik uang," kata Yusuf.
Dia lantas mencontohkan kejanggalan sebuah partai politik yang memiliki rekening resmi sedikit. "Tapi, aktivitas fungsionarisnya begitu masif. Lantas mereka uang darimana?" ujarnya. Namun, Yusuf tak mau menyebut angkanya.
Untuk itu, dia berharap partai politik mencari kader-kader yang baik dengan integritas serta profesionalisme tinggi. Selain itu, masyarakat harus cerdas dalam menyikapi politik uang ini. "Ambil saja duitnya, tidak apa-apa, tapi kemudian laporkan ke aparat," katanya.(eh/vvc/bhc/rby) |