Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Eksekutif    
Radikalisme
Panglima TNI: Prajurit TNI Hindari Narkoba, Peka dan Waspada Radikalisme serta Terorisme
2016-04-18 15:29:15
 

Tampak Mayjen TNI Joppy Onesimus Wayangkau bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada Upacara Bendera-17an di Lapangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (18/4).(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Ketika TNI mendapatkan apresiasi sebagai lembaga paling dipercaya publik, memiliki nama yang harum, tiba-tiba dirusak atau justru dihancurkan oleh beberapa oknum dengan kasus Narkoba. Ini tantangan berat yang memerlukan keseriusan kita semua, agar TNI bersih dari Narkoba, jangan sampai ada lagi satu pun Prajurit atau PNS TNI yang terlibat dalam Narkoba dan sekaligus menekankan kepada segenap Prajurit dan PNS TNI untuk senantiasa peka dan waspada terhadap aliran-aliran yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme.

Demikian amanat Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dibacakan Pa Sahli TK. III Bid. Sosbud HAM Panglima TNI Mayjen TNI Joppy Onesimus Wayangkau bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada Upacara Bendera-17an di Lapangan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (18/4).

Lebih lanjut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, kepada unsur pimpinan satuan untuk melindungi para Prajurit dan PNS-nya, serta kepada segenap Prajurit dan PNS TNI, untuk melindungi diri dan keluarganya dari ancaman Narkoba. Pemerintah telah mengeluarkan pernyataan perang terhadap Narkoba, karena Narkoba adalah kejahatan luar biasa.

"Pemerintah dengan tegas mengambil kebijakan ini, karena Narkoba telah merusak generasi muda bangsa, dengan kerusakan 40-50 orang meninggal, 4,5 juta orang butuh rehabilitasi dan 1,2 juta orang sudah tidak bisa direhabilitasi. Karenanya, sungguh sangat hina dan tercela apabila prajurit dan PNS TNI dan atau keluarganya terlibat dalam persoalan Narkoba," ujar Panglima TNI.

Pada aspek lain, Panglima TNI mengingatkan sekaligus menekankan kepada segenap Prajurit dan PNS TNI untuk senantiasa peka dan waspada terhadap aliran-aliran yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme. Berbagai kegiatan kelompok ideologi radikal juga sedang marak. Munculnya atribut-atribut palu arit, bisa di sepatu, kaos, baju, spanduk, atau lainnya, merupakan indikasi bertebarannya ideologi radikal yang patut diwaspadai. Kemasan pagelaran kesenian bernuansa komunis dan sejenisnya, adalah salah satu wujud nyata gerakan ideologi radikal yang harus kita cermati.

Begitu pula dengan aksi-aksi terorisme, yang masih melakukan gerakan baik tersembunyi atau terbuka. Memperhatikan masalah terorisme di Indonesia, walau kini terorisme merupakan salah satu ancaman yang masih terkendali dan terjadi secara sporadis, namun harus dinilai bahwa sekecil apapun aksi terorisme adalah gangguan terhadap rasa aman masyarakat dan gangguan terhadap proses pembangunan nasional. Oleh karena itu, diharapkan semua komponen bangsa harus memiliki rasa kepedulian, kepekaan, kewaspadaan dan fokus pada upaya pencegahan, serta penanggulangan terorisme.

"Aparat intelijen mencatat, adanya rekrutmen kelompok teroris yang menamakan diri ISIS, juga perlu diwaspadai. Bangsa Indonesia, termasuk TNI telah menyatakan ISIS tidak boleh hidup di Indonesia", tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Di akhir amanatnya Panglima TNI menyampaikan rasa syukur dalam kurun waktu terakhir ini pemerintah sungguh telah memperhatikan dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas TNI, baik personel maupun materiil dan Alutsista, termasuk kesejahteraan prajurit. Besarnya atensi pemerintah juga adalah tantangan yang harus dijawab, dengan menunjukkan kinerja para prajurit dan PNS TNI yang harus terus meningkat, baik dalam konteks tugas pokok, maupun dalam konteks tugas bantuan, guna percepatan pembangunan nasional di daerah.

"Saya perintahkan kepada unsur pimpinan di jajaran TNI dan segenap Prajurit dan PNS TNI, untuk menjaga dan memelihara kebersamaan TNI-Polri, sebagai mitra utama dalam menangani masalah keamanan, penanganan konflik sosial, penanggulangan terorisme dan radikalisme, termasuk premanisme, yang mengganggu dan meresahkan masyarakat. Pada sisi lain, bangun sinergitas dengan pemerintah daerah dan komponen terkait lainnya di daerah, guna membantu percepatan pembangunan dan menyelesaikan masalah kemiskinan, sesuai kemampuan dan batas kemampuan yang dimiliki," pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.(tni/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Radikalisme
 
  HNW Tolak Pengkaitan Radikalisme Dengan Masjid Dan Pesantren
  Kapolri Listyo Sigit Ajak Pemuda Masjid Lawan Radikalisme dan Intoleransi
  MARAS Kecam Keras Terkait Tuduhan Prof Din Syamsuddin Radikal
  Din Syamsuddin Dilaporkan ke KASN, Ketua Fraksi PKS: Api Permusuhan Dibiarkan Menyala
  Tuduhan Radikal untuk Din Syamsuddin itu Absurd dan Memicu Kemarahan Warga
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2