JAKARTA, Berita HUKUM - Pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk sementara Alhamdulillah mengungguli pesaingnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dalam sejumlah hitung cepat putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Pada Pukul 16.02 Wib hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta dari Litbank Kompas dengan jumlah suara masuk 93% dari 400 TPS, Pasangan Anies-Sandi Unggul Cukup Telak dengan suara 58,13 % sedang pasangan Ahok Djarot memperoleh 41,87 % suara.
Sementara, Pada pukul 14.55, hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia dengan data masuk mencapai 62,29 persen, pasangan Anies-Sandi memperoleh suara 55,07 persen, sedangkan pasangan Basuki-Djarot mendapatkan 44,93 persen suara.
Pada hasil hitung cepat Indikator Politik dengan data masuk mencapai 60,75 persen, pasangan pasangan Anies-Sandi mendapat suara 58,93 persen, sedangkan pasangan Basuki-Djarot memperolah 41,07 persen suara.
Sedangkan berdasarkan hitung cepat PolMark Indonesia dengan data masuk 59,50 persen, pasangan Anies-Sandi memperoleh 56,63 persen suara dan pasangan Basuki-Djarot mendapat suara 43,37 persen.
Hitung cepat yang dilakukan Indo Barometer dengan data masuk 60,67 persen menempatkan pasangan Anies-Sandi dengan perolehan suara 58,13 persen, sedangkan pasangan Basuki-Djarot 41,87 persen.
Pada hitung cepat Voxpol Center dengan data masuk 56,82 persen, pasangan Anies-Sandi mengungguli pasangan Basuki-Djarot dengan perbandingan 59,21 persen dan 40,79 persen.
Begitu pula dengan hasil hitung cepat yang dilakukan Saiful Mujani Research Center dengan data masuk 68,18 persen, pasangan Anies-Sandi mendapatkan suara 58,8 persen dan Basuki-Djarot memperoleh 41,2 persen suara.
Tepat jam 15.00 di LSI, Denny JA mengumumkan Selamat Datang Gubernur Baru Anies-Sandi.
Denny meneguhkan hasil Exit Poll yang sudah ia umumkan di social media jam 12.15, bahwa Jakarta punya gubernur baru.
Baik hasil exit poll ataupun quick count, Anies-Sandi di angka 54-56 persen, Ahok Djarot di angka 44-46 persen. Selisih kedua pasangan ini mirip dengan selisih survei LSI Denny JA bulan April 2016, sekitar 8-9 persen.
Denny juga menganalisa dua hal penting untuk dijadikan pelajaran. Dua hal penyebab kalahnya Ahok dalam margin yang cukup besar.
1) Blunder sembako. Di hari tenang, ramai diberitakan gerilya sembako untuk pemilih miskin kota. Apa hasilnya? Kekalahan Ahok justru melebar.
Publik tak lagi bisa menerima manuver yang menyalahi aturan spt pembagian sembako di hari tenang
2) Faktor Prabowo: Hadirnya Prabowo yang menegaskan komitmen Anies atas isu kebangsaan, kebhinekaan, tapi yang berkeadilan.
Prabowo intensif menyatakan akan menurunkan Anies Sandi jika mereka tak setia pada konstitusi dan Pancasila. Namun sekaligus menyatakan pentingnya pemimpin yang lebih peka pada agama masyarakat dan keadilan.
Isu yg dibawa Prabowo itu menyenangkan pemilih kelas menengah. Prabowo's Factor bisa mengimbangi tone kampanye Anies -Sandi yang selama ini diframe lawannya terlalu ke kanan.
Tak heran, Anies_Sandi menang cukup telak.
Bravo!.(dbs/Antara/bh/sya) |