Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Turki
Pawai Keadilan di Turki Berakhir dengan Aksi Massal di Istanbul
2017-07-11 00:53:30
 

Sekitar 100.000 warga Turki meramaikan aksi unjuk rasa menentang pemerintah di Istanbul, yang mengakhiri Pawai Keadilan dari Ankara sejak pertengahan Juni lalu.(Foto: Istimewa)
 
TURKI, Berita HUKUM - Ratusan ribu pemrotes melakukan demonstrasi besar-besaran di Istanbul pada hari Minggu malam, menyemangati pemimpin oposisi saat dia mengakhiri tiga minggu Maret untuk Keadilan dan melemparkan sebuah tantangan kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk membuat perubahan atau menghadapi " Memberontak melawan ketidakadilan. "

"Tidak ada yang mengira perjalanan ini telah berakhir; Pawai ini adalah sebuah permulaan, "Kemal Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik, yang dikenal sebagai C.H.P., mengatakan saat dia berjalan ke atas panggung untuk sorak sorai. "Ini adalah kelahiran kembali bagi kita, untuk negara kita dan anak-anak kita. Kita akan memberontak melawan ketidakadilan. "

Lebih dari satu juta orang menghadiri demonstrasi tersebut pada hari Minggu malam, kata polisi kepada C.H.P. Penyelenggara, sebagai kelompok pemuda dan partai oposisi lainnya bergabung. Marchers mengenakan kaos oblong dan membawa tanda dengan satu kata "adalet," atau keadilan, menyerukan kembalinya peradilan yang independen dan keadilan yang cepat dan adil untuk puluhan ribu Orang-orang ditangkap atau diskors dari pekerjaan mereka sejak kudeta gagal di Turki tahun lalu.

Lanjutkan membaca cerita utama
Meskipun ada perbedaan, pemimpin pemerintah dan oposisi tampaknya sangat bersusah payah mencegah terjadinya konfrontasi besar saat pawai mencapai puncaknya. Reli pada hari Minggu bisa dengan mudah dilarang di bawah keadaan darurat yang telah berlaku sejak usaha kudeta. Sejumlah besar petugas polisi mengawal para demonstran namun tidak ikut campur.

Pemimpin oposisi, Kemal Kilicdaroglu, menyerukan dipulihkannya kedilan dalam aksi Minggu (9/7) yang merupakan aksi terbesar untuk memperlihatkan penentangan atas pemerintahan Presiden Recip Tayyip Erdogan dalam beberapa tahun belakangan.

Kemal Kilicdaroglu -pemimpin partai oposisi utama, Partai Rakyat Republikan, CHP- melempar bunga dalam aksi di Istanbul yang menjadi penutup dari yang disebut 'Pawai Keadilan' dengan ikut berjalan kaki sekitar 20km setiap harinya sejak 15 Juni lalu.

Aksi untuk keadilan menentang penangkapan atas sekitar 50.000 dan pemecatan maupun penghentian kerja sementara atas lebih dari 100.000 pegawai negeri sebagai tanggapan pemerintah Turki atas kudeta militer yang gagal pada Juli 2016 lalu.

Ribuan orang ikut berpawai pada tahap akhir dalam aksi Pawai Keadilan yang dipicu oleh penangkapan atas seorang anggota parlemen Elis Berberoglu, yang ditangkap karena dituduh membocorkan dokumen yang menuduh pemerintah Turki mendanai kelompok jihad di Suriah.

Pawai keadilan -atau adalet dalam bahasa Turki- berlangsung dari ibu kota Ankara ke Istanbul sejauh 450km digelar sejak tanggal 15 Juni lalu dan berakhir tak jauh dari tempat penahanan Elis Berberoglu.

Para pengunjuk rasa yang berkumpul di Istanbul dituduh Presiden Erdogan sebagai pendukung terrorisme dan Partai CHP -yang menggagas unjuk rasa- disebutnya sudah bertindak melampaui oposisi politik dengan bertindak bersama organisasi teroris.

Wartawan BBC di Istanbul, Mark Lowen, melaporkan unjuk rasa menjadi 'pertunjukan yang tidak biasa' untuk memperlihatkan penentangan atas Presiden Erdogan.

Di kalangan warga Turki yang ikut unjuk rasa pada Minggu (09/07), berkembang perasaan bahwa pemerintah Turki menggunakan kudeta yang gagal Juli lalu sebagai alasan untuk memberangus semua lawan politik dan bukan hanya para pendukung kudeta.(nytimes/BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Turki
 
  Mengapa Kemenangan Erdogan Penting Bagi Negara-negara Barat?
  Hagia Sophia: Salat Jumat Pertama Setelah 86 Tahun, 'Allahu Akbar, Terharu dan Merinding', Antusiasme Masyarakat Beribadah
  Perang Saudara di Suriah: Turki Kutuk Serangan Udara oleh Suriah terhadap Konvoinya
  Turki Tetap Datangkan Sistem Rudal S-400 Buatan Rusia Walau Ditentang AS
  Lira, Mata Uang Turki Terjun Bebas, Erdogan Sebut 'Ini Ulah Amerika Serikat dan Barat'
 
ads1

  Berita Utama
5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Pengurus Partai Ummat Yogyakarta Buang Kartu Anggota ke Tong Sampah

Kreditur Kondotel D'Luxor Bali Merasa Ditipu Developer PT MAS, Tuntut Kembalikan Uang

Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

 

ads2

  Berita Terkini
 
Psikiater Mintarsih Ungkap Kalau Pulau Dijual, Masyarakat akan Tambah Miskin

5 dari 6 Orang Terjaring OTT KPK Ditetapkan Tersangka Kasus Proyek Jalan di Sumatera Utara

Psikiater Mintarsih: Masyarakat Pertanyakan Sanksi Akibat Gaduh Soal 4 Pulau

Terbukti Bersalah, Mantan Pejabat MA Zarof Ricar Divonis 16 Tahun Penjara

Alexandre Rottie Buron 8 Tahun Terpidana Kasus Pencabulan Anak Ditangkap

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2