PARIS (BeritaHUKUM.com) – Terduga pelaku pembunuhan terhadap empat orang yang bersekolah Yahudi di Toulouse, diketahui membawa kamera di lehernya. Hal ini diduga sengaja dilakukannya untuk merekam aksinya tersebut.
Menteri Dalam Negeri Prancis Claude Gueant mengatakan, kamera itu adalah sebuah petunjuk yang membantu polisi menyusun profil pelaku, seiring dengan meningkatnya upaya pencarian dan diberlakukannya status siaga teror tertinggi di kawasan itu.
Polisi mengaitkan serangan itu dengan dua penembakan pekan lalu, yang menewaskan tiga tentara keturunan Afrika Timur. Senjata dan sepeda motor diduga sama dengan yang digunakan dalam semua serangan itu.
Sekitar 250 penyidik mengejar dua fokus utama penyelidikan, yaitu kelompok ekstrimis kanan atau Islam. “Penyelidikan telah berlangsung terkait dengan sejumlah tentara yang dikeluarkan dari angkatan bersenjata dan kemungkinan ingin membalas dendam... atau mereka yang mungkin pernah menyerukan opini neo-Nazi,” kata Gueant, seperti dikutip kantor berita Reuters, Rabu (21/3).
Sedangkan merujuk pada kamera, menteri mengatakan, pihkanya telah menerima informasi mengenai petunjuk tersebut. Pelaku mengenakan video kamera yang diikat dengan tali ke dada, dan seorang saksi telah mengatakan melihat pelaku mengenakan alat tersebut."
Dirinya pun tidak mengetahui jika lelaki itu telah merekam segalanya. Pria pembunuh ini dideskripsikan sebagai seseorang yang sangat dingin, sangat gigih, dan memiliki kontrol diri yang sangat kuat serta sangat sadis. “Kamera itu merekam video dengan sudut lebar yang bisa ditonton di komputer. Saya merasa bahwa hal itu dapat menguatkan profil psikologis pelaku," imbuh dia. .
Sementara sekolah-sekolah di Prancis melakukan hening cipta selama satu menit pada Selasa (20 Maret). Sedangkan pemerintah Perancis untuk pertama kalinya menetapkan status "siaga merah" sepanjang dalam sejarah negeri tersebut.
Namun hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa polisi akan segera melakukan penangkapan. Tapi siaga merah memungkinkan penegak hukum untuk "mengusik" warga dan menerapkan peraturan penggeledahan keamanan, termasuk melakukan patroli gabungan polisi dan militer serta kekuasaan untuk menghentikan transportasi publik dan menutup sekolah.(bbc/sya)
|