JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mukti Ali mengatakan insiden pembakaran bendera kalimat tauhid yang terjadi di Garut beberapa waktu lalu, menjadi sebuah hal yang sangat serius untuk dikaji lebih jauh.
"Menjadi catatan penting, kajian Tauhid di NU, ilmu kalamnya dibahas adalah bersifat substansial," ujar Mukti saat menjadi pembicara dalam diskusi publik Perhimpunan Pendidikan Pancasila dan Demokrasi (P3D) bertajuk 'Polemik Pembakaran Bendera Berkalimat Tauhid: Menista Atau Menyelamatkan?' di Hotel Gran Alia Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (1/11).
Dikatakannya, dari sudut pandang kajian filsafat terhadap kejadian yang menuai polemik itu juga menimbulkan penafsiran dari banyak pihak.
"Secara filosofis ada perdebatan yang sangat menarik. Itu membahas tentang Tauhid, tetapi bukan dibahas bendera secara khusus," paparnya.
Diketahui sebelumnya, PBNU melakukan silaturahim ke Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat pada, Rabu (31/10) malam. Pertemuan tersebut di antaranya membahas tentang peristiwa pembakaran bendera kalimat tauhid tersebut.
"Ansor, PBNU juga sudah minta maaf atas kegaduhan ini. Tapi juga kita sama-sama bersepakat bahwa di Indonesia tidak boleh ada ideologi-ideologi dan gerakan yang bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara kita," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir usai menerima kunjungan PBNU.(bh/mos) |