JAKARTA, Berita HUKUM - Konfrensi Pers mengenai seorang Pramugari Sriwijaya Air, Nur Febriyani yang dipukul seorang penumpang pada penerbangan SJ07 8 Cengkareng - Pangkal Pinang, berlangsung di rumah Nur, Kemang Utara 33, Jakarta Selatan. Berikut penuturan langsung Febriyani kepada para Wartawan.
"Penumpang tersebut duduk di 12 E. Teman saya menegur agar mematikan telepon genggam sebanyak 2 kali, karena mau briefing, tapi beliau agak keberatan," kata Nur di rumahnya, Jumat (7/6).
"Ada beberapa orang juga saya tegur, tapi mereka mendengar dan mematikan handphonenya, nah bapak itu saya tegur malah menyorongkan hpnya ke wajah saya, saya kaget melihat wajahnya penuh emosi, saya hanya menjalankan tugas. Saya melihat keypadnya masih menyala, maka saya tegur".
"Saat hendak turun di Pangkal Pinang, dan pas turun dia bilang jangan kasar kamu, kami kaget dan tiba-tiba bapak itu mukul pipi saya, saya lari tapi bapak itu nahan dan memukul dengan koran dengan kencang ke arah telinga saya, dan ngung-ngung telinga saya berdengung dan melaporkan kepada Captain Erwin B".
"Sempat dilerai oleh kapten, tapi bapak itu malah marah-marah, saya adalah penumpang, penumpang adalah raja, biar kapok biar kapok, dan belakangan dia malah mengatakan saya fitnah".
"Kru Sriwijaya minta agar saya melapor ke kantor polisi dan visum. Ini pertama kali terjadi selama saya bertugas. Pernah jika ada yang marah karena ditegur, paling sebatas adu argumen. Saya awal terbang (bertugas) tahun 2001, dulu di Mandala Airlines".
"Orang yang memukul saya itu namanya Drs Zakaria Umar Hadi MSi. Sampai saat ini belum ada teror apa-apa.
Selain itu, saudara Nur Febriyani, Shita Destya mengatakan kaget dan sedih dengan kejadian ini. "Kami juga sekeluarga kaget, sedih dan bingung. Sebelum ke kantor polisi, Nur divisum di rumah sakit Dipati Hamzah dekat kantor polisi dulu," ujar Shita.(bhc/mdb) |