Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Cyber Crime    
Perang Cyber
Penyadapan Mengusik Nasionalime Perang Cyber Indonesia - Australia
Friday 22 Nov 2013 08:45:18
 

Ilustrasi, Hacker Anonymous dari Indonesia dan Australia di ambang perang cyber.(Foto: @NMAtv)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia beberapa hari terakhir bukan saja terjadi di dunia nyata, namun ketegangan ini juga merambat ke dunia maya. Penyadapan komunikasi Presiden dan beberapa Pejabat Tinggi Negara Indonesia oleh pihak Australia menggugah rasa nasionalisme para peretas Indonesia hingga mereka meretas beberapa situs penting di Australia.

Pakar cybercrime yang tergabung dalam Forum Akademisi IT (FAIT), Edy Winarno mengatakan, peretasan yang dilakukan oleh hacker Indonesia masih sebatas wajar karena tidak mengganggu dan tidak merusak data yang terdapat di server.

“Peretasan yang dilakukan oleh Hacker Indonesia masih sebatas wajar.
Mereka hanya ingin menyampaikan pesan kepada pihak Australia bahwa harga diri Bangsa dan Negara Indonesia tidak bisa ditawar-tawar,” kata Edy Winarno.

“Selain itu, para hacker Indonesia ingin menunjukkan kepada Australia bahwa Indonesia adalah Bangsa yang berdaulat dan mampu mandiri tanpa Australia,” tegas Edy Winarno.

Senada dengan Edy Winarno, Ketua DPW FAIT Kalsel, M. Syaukani menganggap hacker Indonesia jumlahnya relatif banyak dengan kemampuan di atas rata-rata. Jadi apabila terjadi perang cyber seperti yang didengungkan hacker Australia, dia meyakini jumlah kekuatan hacker Indonesia – Australia akan berbanding 5 : 1.

“Berdasarkan pengamatan FAIT, komunitas hacker Indonesia bertumbuh bukan hanya di kota-kota besar saja, tetapi hingga ke kota-kota kecil. Mereka juga piawai menggunakan teknik-teknik tinggi untuk meretas website,” tegas M. Syaukani.

“Jadi jika perang cyber terjadi, tentunya nasionalisme semua hacker Indonesia akan terusik dan akan mengakibatkan saling serang di antara hacker kedua Negara. Jumlah yang besar akan menguntungkan hacker Indonesia,” jelas M. Syaukani.

Namun demikian, FAIT berharap, para hacker Indonesia tetap memegang hacking ethics, sehingga situs-situs sosial seperti rumah sakit, pendidikan dan lembaga-lembaga sosial lainnya tidak ikut diserang.

“FAIT menyampaikan pesan kepada hacker Indonesia, agar selalu menjaga etika dan jangan menyerang situs-situs sosial. Sekalipun kepala panas, tetapi kedepankan hati nurani,” pungkas Sekjen FAIT, Janner Simarmata.(fai/bhc/sya)



 
   Berita Terkait > Perang Cyber
 
  Ketua DPR: Perang Masa Depan ke Arah Perang Cyber
  Serangan Siber Global 'Bisa Terjadi Lagi Hari Senin'
  Panglima TNI: Serangan Cyber Membahayakan Keutuhan Negara
  Inggris dan AS akan Jalani Simulasi Perang Siber
  November: Isu Penyadapan dan Perang Cyber Memanas
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2