Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Korea Utara
Pertemuan Puncak Trump-Kim: Rakyat Korea Utara 'Tak Tahu Banyak'
2018-06-10 03:56:22
 

Ilustrasi. Resor tempat KTT Trump-Kim akan berlangsung di tengah 30 hektar hutan dan hutan hujan di Singapura.(Foto: twitter)
 
KOREA UTARA, Berita HUKUM - Hanya beberapa hari sebelum pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, tetapi media yang dikendalikan negara di Korea Utara tampaknya membatasi apa yang mesti diketahui oleh rakyat di negara tersebut.

Korea Utara menempuh segala cara untuk mengontrol informasi seperti apa yang boleh sampai ke telinga dan mata warga negaranya dan cenderung tidak memberitakan peristiwa-peristiwa penting sampai benar-benar terjadi.

Mungkin tidak mengherankan jika media Korea Utara belum memberitakan rencana pertemuan puncak tanggal 12 Juni yang akan digelar di Singapura.

Selama satu bulan terakhir, gagasan pertemuan puncak ini hanya disebut beberapa kali - ketika Pyongyang mengancam akan mundur dari pertemuan pada pertengahan Mei lalu. Lalu media memberitakannya lagi ketika pemerintah Korea Utara menyerukan agar pertemuan tetap diadakan.

Sebaliknya, berita televisi, radio dan surat kabar berisi "dialog" dengan Amerika Serikat sebagai bagian dari upaya perdamaian yang dirintis oleh Kim Jong-un sebagaimana tercantum dalam pidato Tahun Baru.


Apa yang dilaporkan?

Warga negara Korea Utara mengetahui ada rencana pertemuan puncak, tetapi jika mereka tidak mengikuti berita dengan seksama, mereka tidak mendapat informasi tentang waktu dan lokasi pertemuan.

Tanggal itu hanya tertera di bagian bawah dalam laporan tentang pertemuan Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akhir Mei lalu. Mereka juga tidak diberi informasi berisi penjelasan mengapa menteri luar negeri Singapura berkunjung ke Pyongyang, Kamis (7/6).

Warga Korea UtaraHak atas fotoGETTY IMAGES
Image captionTidak terlalu jelas apakah warga Korea Utara benar-benar tahu di mana dan kapan pemimpin mereka akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Bagian dari laporan berita tentang kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang, yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Rodong Sinmun menyinggung tentang persiapan pertemuan puncak.

Namun patut digarisbawahi bahwa semua komentar tentang pertemuan puncak diatribusikan ke, dan melanjutkan narasi Korea Utara bahwa Washington lah yang meminta dialag, bukan Pyongyang.

Baru satu minggu kemudian, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengancam membatalkan dialog menyusul komentar-komentar dari para pejabat Amerika Serikat yang oleh Pyongyang disebut "tidak masuk akal" dan "berfirasat buruk".<

Buletin berita resmi menyebut posisi AS "komedi kocak", dan mengutip Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang mengatakan "kami tidak lagi tertarik dengan dialog seperti itu dan tidak ada hal lain kecuali mempertimbangkan kembali pertemuan puncak DPRK-AS".<

Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) adalah nama resmi negara Korea Utara.

Tetapi sembilan hari kemudian, menyusul pengumuman Presiden Trump bahwa pertemuan puncak dibatalkan, pers Korea Utara memberitakan bahwa pertemuan puncak itu sejatinya adalah "kebutuhan yang mendesak".

"Pertemuan puncak bersejarah sekarang ini menjadi agenda penting antara DPRK dan AS, dan persiapan pertemuan sedang dalam tahap akhir di tengah kekhawatiran luar biasa yang dirasakan dunia," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri yang dimuat dalam laporan KCNA.

Media resmi Korea Utara tidak memberitakan pertemuan puncak ini sejak tanggal 25 Mei, tetapi mungkin saja akan ada komentar lain - khususnya setelah Rudolph Giuliani, salah seorang anggota tim pengacara Trump, mengatakan bahwa Kim "meminta-minta" pertemuan.

Pernyataan seperti ini inilah yang biasanya membuat Pyongyang naik pitam.

Apa yang dikatakan oleh warga Korea Utara?

Sulit untuk mengukur pendapat di dalam wilayah Korea Utara, tetapi Daily NK - situs berita yang berkantor di Korea Selatan yang mengaku menjalin kontak dengan sumber-sumber di Korea Utara - melaporkan bahwa rakyat Korea mengetahui akan ada pertemuan dengan Amerika Serikat.

Kim Jong-unHak atas fotoGETTY IMAGES
Image captionMedia Korea Utara selalu memuat pujian terhadap Kim Jong-un.

Situs itu mengutip seorang sumber yang namanya tidak disebutkan. Ia tinggal di Provinsi Hwanghae Selatan. Menurutnya, warga pertama kali tahu akan ada pertemuan puncak setelah menyaksikan berita di media resmi mengenai pertemuan Pompe dan Kim.

Inilah untuk pertama kalinya media setempat meliput pertemuan tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan Korea Utara, lapor Daily NK.

Sebelum itu, penduduk Korea Utara tidak mengetahui apa-apa tentang dialog dengan AS, dengan menekankan bahwa persepsi tentang AS di kalangan warga Korea Utara tetap negatif.

"Korea Utara sudah lama menganggap bahwa Amerika Serikat merupakan musuh rakyat kita, dan hanya mengingat sistem pendidikan negara yang mengatakan bahwa AS adalah 'perencana jahat dari perang' dan 'penyerbu'" kata sumber sebagaimana dilaporkan oleh Daily NK.

Apa yang ditayangkan media resmi?

Televisi Pusat, saluran televisi utama di Korea Utara, menyiarkan program rutin.

Acara televisi jarang berubah, dan bahkan program khusus sekali pun ditayangkan di luar jadwal siaran berita pada pukul 18:00 dan 21:00.

Karena peristiwa-peristiwa yang menyangkut Kim-Jong-un biasanya tidak dilaporkan sampai ia kembali dengan selamat di Pyongyang, maka kebiasaan media Korea Utara sebelum dan selama pelaksaan pertemuan puncak diperkirakan tidak akan berubah.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Korea Utara
 
  Korea Utara Biayai Program Rudal Nuklir Triliunan Rupiah dari Pencurian Kripto
  Tembakan Rudal Korea Utara ke Arah Jepang, 'Apa maunya Kim Jong-un?'
  Kim Jong-un Muncul di Depan Umum di Tengah Spekulasi tentang Kesehatannya, Ungkap Media Korut
  Korea Utara: Pyongyang 'Luncurkan Rudal dari Kapal Selam', Melesat Sejauh 450 Km
  Korea Utara Tolak Perundingan Damai dengan Korea Selatan
 
ads1

  Berita Utama
Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

Istana Dukung Kejagung Bersih-bersih di Pertamina: Akan Ada Kekagetan

Megawati Soekarnoputri: Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tunda Dulu Retreat di Magelang

Usai Resmi Ditahan, Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi

 

ads2

  Berita Terkini
 
BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

10 Ribu Buruh Sritex Kena PHK, Mintarsih Ungkap Mental Masyarakat Terguncang

Anak 'Crazy Rich' Alam Sutera Pelaku Penganiayaan, Sudah Tersangka Tapi Belum Ditahan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2