BALI, Berita HUKUM - Pesawat Lion Boeing Air 737-800 NG jatuh di pantai laut Bali di dekat Bandara Ngurah Rai saat akan mendarat. Pesawat dengan no penerbangan JT 904 gagal mendarat ini terbang dari Bandung menuju Bali, semua penumpang selamat. Tercatat ada 101 penumpang serta 7 awak pesawat.
Pesawat Boeing 737-800 NG buatan tahun 2012 yang seharga sekitar 786 milyar rupiah ini gagal mendarat sekitar pukul 15.35 Wita, Sabtu (13/4). Kondisi pesawat terbelah. Diketahui, petugas segera melakukan evakuasi kepada para penumpang.
Pintu darurat di pesawat sudah terbuka. Petugas yang memakai sekoci segera melakukan penyelamatan. Belum diketahui apa penyebab pesawat itu jatuh ke laut.
Kondisi di Ngurah Rai saat ini tengah gelap. Seluruh penumpang dipindahkan dari pesawat yang rusak itu ke kapal. Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat.
Sementara itu, Mantan pilot Jeffry Adrian mengomentari tergelincirnya Lion Air 737-800 NG di Bandara Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4). Menurut dia, pesawat tersebut diduga tergelincir dari landasan pacu karena terkena pengaruh perubahan kecepatan angin atau disebut juga Wind Shear.
"Kemungkinan ada Wind Shear. Itu yang paling ditakuti pilot," ucap Jeffry saat dihubungi via telepon.
"Wind Shear sering menjadi penyebab utama kecelakaan pesawat yang tadinya baik-baik saja, tiba-tiba kehilangan kendali, mendarat di samping landasan, dan lain-lain," tambah dia.
Jeffry menuturkan semua pilot mendapat pelatihan menangani Wind Shear. Saat seorang pilot merasakan ada perubahan kecepatan dan arah angin, ia harus memutuskan apakah akan melakukan manuver recovery dan melanjutkan pendaratan atau membatalkannya.
"Lebih baik pilot menghindari Wind Shear. Andai kata sudah kena Wind Shear, harus bisa recovery. Wind Shear bisa terjadi dimana saja, di berbagai ketinggian," jelas Jeffry.
Sedangkan, akibat insiden jatuhnya pesawat Lion Air di ujung landasan pacu Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (13/4), membuat tiga penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, menuju Bali tertunda.
"Hari ini masih ada tiga penerbangan dari Bandung ke Bali, yakni Lion Air, Air Asia, dan Citylink. Semua penerbangan ke Denpasar terganggu. Belum bisa dipastikan ditunda berapa lama," kata General Manager PT Angkasa Pura II Eko Diantoro saat dihubungi melalui telepon.
Ia menuturkan, untuk memberi informasi kepada masyarakat yang keluarganya berada dalam pesawat Lion Air yang jatuh, PT Angkasa Pura II akan mendirikan posko di bandara. "Saat ini kami sedang menyiapkan posko," ujarnya.
Kini, sebanyak 10 penumpang pesawat Lion Air yang jatuh ke laut di unjung landasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Sanglah di Denpasar.
Berdasarkan pantauan pewarta, 10 penumpang tersebut dirujuk dari RS Kasih Ibu Kedongaan. Mereka dilarikan ke RS Sanglah dengan menggunakan ambulan. Pasien yang dirujuk ke RS sanglah itu merupakan pasien dengan luka lebih serius jika dibandingkan dengan korban lainnya.
Sementara itu, pihak maskapai penerbangan Lion Air memastikan semua penumpang terpenuhi hak-haknya. "Kami akan memastikan semua penumpang akan terpenuhi hak-haknya," kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait di Jakarta, Sabtu (13/4).
Ia mengatakan penumpang pesawat naas tersebut berjumlah adalah 101 orang. Mereka terdiri dari 95 orang dewasa, lima anak-anak, dan satu balita. Selain itu, terdapat pula sebanyak tujuh kru termasuk Kapten Pilot M Ghozali.
Perawatan para penumpang, ujarnya, akan ditanggung oleh pihak maskapai Lion Air. "Kami akan menangani ini sampai tuntas," katanya.(dbs/bhc/rby) |