LAMPUNG, Berita HUKUM - Petinju muda profesional, Tubagus Setia Sakti meninggal akibat mengalami pendarahan di otak setelah bertarung di ring tinju. Petinju berusia 17 tahun asal Bandar Lampung itu bertarung melawan petinju senior Ical Tobida di kejuaraan Nasional Ad Interim Versi Komisi Tinju Profesional Indonesia KTPI, dalam pertarungan yang dijadwalkan 12 Ronde, Sabtu malam (26/1).
"Pertarungan ini adalah ad interim di mana Tubagus yang menempati peringkat satu melawan peringkat kedua Ical Tobida," kata promotor pertandingan Syafrudin Lado. Lado mengatakan sebagai promotor dirinya sudah menjalani prosedur yang ditetapkan, mulai dari timbang badan dan cek kesehatan sehari menjelang pertandingan.
"Pada saat timbang badan Almarhum dinyatakan layak tanding dan beratnya pun under beberapa ons dari berat ideal di kelas terbang junior 49 kilogram," kata Lado. Menurut Lado, yang menjadi penyebab kematian Tubagus adalah pendarahan di otak. "Berdasarkan hasil Ct Scan di Rumah Sakit UKI , almarhum mengalami pendarahan di otak," papar Lado, seperti yang dikutip dari antaranews.com, pada Senin (28/1).
Dikatakan, pada ronde kedelapan, wasit menghentikan pertandingan karena Tubagus beberapa kali mengangkat tangannya sebagai tanda tidak dapat melanjutkan pertandingan. Meninggalnya Tubagus Setia Sakti ini menambah daftar panjang Petinju Indonesia yang meninggal dunia di atas ring tinju bayaran.
Sementara itu, Badan Olahraga Profesional Indonesia BOPI Haryo Yuniarto sudah mendapat laporan dari promotor terkait meninggalnya Tubagus Setia Sakti. "Saya sudah mendapat laporan dari Promotor tentang meninggalnya Tubagus dan pihak Promotor akan menanggung seluruh biaya sampai ke pemulangan Jenazah Almarhum ke Bandar Lampung," katanya.
Terkait dengan hal tersebut, pihaknya kini akan mendalami kasus kematian Tubagus itu.
"Kita akan dalami kasus ini," tandas Haryo.(ant/bhc/tby) |