Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Amerika Serikat
Pilpres AS, Empat Petunjuk Kemenangan Bagi Clinton dan Trump
2016-11-09 05:24:50
 

Hillary Clinton dan Donald Trump bersaing untuk menggantikan Barack Obama yang sudah dua kali menjabat sebagai presiden AS.(Foto: Istimewa)
 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Warga Amerika menuju tempat pemungutan suara untuk memilih presiden baru setelah berlangsung salah satu kampanye yang paling panas dalam sejarah Amerika Serikat. Indikasi paling kuat hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat mulai diketahui hari Rabu (9/11) mulai pukul 11.00 WIB.

Meski demikian, indikasi hasil pilpres 'bisa dibaca sejak beberapa jam sebelumnya'. Dari sini akan diketahui tren suara dan siapa yang besar kemungkinan menggantikan Barack Obama: calon Demokrat Hillary Clinton atau Donald Trump dari Republik
.
Berikut empat yang bisa menjadi petunjuk kemenangan, baik bagi Clinton maupun Trump:

1. Virginia

Virginia bisa dikatakan sebagai uji pertama bagi Clinton. Untuk bisa melenggang ke Gedung Putih, mantan menlu ini harus merebut 'daerah-daerah tradisional' Demokrat.
Jika ia kalah di Virginia, hasil ini bisa dibaca sebagai indikasi awal beralihnya gelombang suara ke Trump.

Kejutan di Virginia bukan sesuatu yang luar biasa. Ketika digelar pemilu sela pada 2014, petahana dari Demokrat, Senator Mark Warner, sangat diunggulkan namun akhirnya disingkirkan oleh Ed Gillespie dari Republik, dengan beda suara hanya 0,8%.

Jajak pendapat di Virginia memperlihatkan bahwa Clinton dan Trump bersaing ketat.
Trump berkampanye di sini pada Minggu (06/11) malam, sementara cawapres Clinton, Tim Kaine, turun langsung menemui warga sehari setelahnya untuk memutuskan suara Virginia mengarah ke Demokrat.

Kemenangan bagi Trump adalah kabar buruk bagi Clinton dan jika hasilnya ketat, apa yang terjadi di Virginia bisa jadi akan menjadi cerminan hasil secara nasional.

2. New Hampshire

Sampai seminggu lalu, negara bagian ini condong ke Demokrat. Sekarang beberapa jajak pendapat memperlihatkan capres Demokrat dan Republik bersaing ketat.
Pemilih di New Hampshire dikenal berpendidikan dan merupakan salah satu kalangan paling mapan di AS secara ekonomi. Angka pengangguran di sini di bawah 3% yang mengisyarakat mereka bukan pemilih natural Trump.

Meski begitu, visi antikemapanan yang disuarakan Trump mungkin menjadi daya tarik bagi pemilih di negara bagian ini.

Pemilih di sini juga masuk dalam kategori muda dan idealistik. Merekalah yang menjadi penentu kemenangan Bernie Sanders atas Clinton dalam primary Partai Demokrat Februari lalu.

Jika para pemilih muda memutuskan tidak menggunakan hak suara atau memilih calon alternatif, itu berarti kemenangan bisa mengarah ke Trump.

3. Exit poll

Ketika TPS di Pantai Timur ditutup, akan didapat gambaran yang makin jelas tentang hasil pilpres AS, setidaknya siapa yang unggul dan meninggalkan pesaingnya.
Dengan exit poll akan diketahui apakah suara warga AS keturunan Amerika Latin di Florida, Georgia, dan North Carolina cukup untuk mempengaruhi hasil pilpres.
Akan diketahui juga apakah komunitas kulit hitam memilih tinggal di rumah karena Barack Obama tidak lagi dimajukan oleh Demokrat.

Salah satu aspek yang menjadi perhatian analis adalah kecenderungan suara perempuan berkulit putih yang menikah, yang secara tradisional cenderung berhaluan kanan secara politik.

Apakah mereka kali ini meninggalkan Trump karena berbagai komentar yang ia sampaikan selama kampanye?

Jika demikian keadaannya, perubahan ini bisa sangat merugikan Trump.

4. Situasi di wilayah barat

Seandainya Trump menang di New Hampshire dan negara-negara bagian di timur, yang menjadi medan persaingan ketat Clinton-Trump, maka perhatian akan tertuju ke barat.
Akan diikuti dengan cermat hasil di Nevada dan Arizona. Keduanya bisa menentukan siapa yang menang dalam pertarungan 2016.

Jajak pendapat menunjukkan Clinton unggul di Nevada, antara lain berkat dukungan warga keturunan Amerika Latin.

Trump di sisi lain berharap bisa menyapu suara warga kulit putih, yang konservatif dan tinggal bukan di kawasan perkotaan.

Faktor pemilih dari Amerika Latin bisa merugikan Trump karena berbagai pernyataan yang menyerang imigran dari Meksiko.

Pemilihan presiden AS menggunakan sistem yang disebut electoral college yang pada intinya adalah sekelompok orang yang memilih pemenang.

Jumlahnya 538 dan untuk menjadi presiden seorang calon harus mendapatkan setidaknya 270.

Setiap negara bagian punya jumlah 'elector' yang didasarkan pada populasi. Ketika seseorang mencoblos, sebenarnya yang mereka pilih adalah elector ini. Elector ini sudah diketahui posisinya, apakah akan memilih Clinton atau Trump.

Yang menarik adalah, di hampir semua negara bagian (Kecuali Nebraska dan Maine), berlaku prinsip the winners takes all yaitu pemenang akan mendapatkan semua jumlah elector di negara bagian tersebut.

Misalnya, pemenang di New York akan mendapatkan 29 electoral votes.

Untuk mendapatkan 270, hasil di negara-negara bagian yang berpotensi dimenangkan baik oleh Demokrat atau Republik, biasa disebut swing state, sering kali menjadi penentu hasil pilpres.

Sementara, Situs analisa statistik yang dijalankan Nate Silver, yang terkenal memprediksikan hasil Pemilihan Presiden AS di semua 50 negara bagian pada 2012, memposting perkiraan lewat Twitter, dengan memberikan Hillary Clinton peluang 71,6% menang.

Perkiraan ini meningkat dari 65% yang dikeluarkan pada hari Minggu.

Sementara itu jajak pendapat BBC menunjukkan perkiraan 48% untuk Nyonya Clinton dan Trump 44%.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Amerika Serikat
 
  DPR AS Lakukan Pemungutan Suara untuk Makzulkan Biden
  Amerika Serikat Lacak 'Balon Pengintai' yang Diduga Milik China - Terbang di Mana Saja Balon Itu?
  Joe Biden akan Mengundang Para Pemimpin Indo-Pasifik ke Gedung Putih
  AS Uji Rudal Hipersonik Mach 5, Lima Kali Kecepatan Suara
  Sensus 2020: Masa Depan Populasi AS Bercorak Hispanik
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

 

ads2

  Berita Terkini
 
Permohonan PKPU Makon Ditolak, Asianet Menghormati dan Mengapresiasi Putusan Pengadilan Niaga Jakpus

Komisi III DPR Minta Presiden Prabowo Tarik Jabatan Sipil Anggota Polri Aktif Usai Putusan MK

Gubernur Riau Abdul Wahid Jadi Tersangka KPK, Diduga Minta 'Jatah Preman' Rp 7 Miliar dari Nilai "Mark Up" Proyek Jalan

KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid

Viral Konten Dedi Mulyadi soal Sumber Air Aqua, Ini Klarifikasi AQUA

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2