JAKARTA (BeritaHUKUM.com) � Setelah mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton adalah Pino Damayanto alias Ahmad Yosepa Hayat, kepolisian langsung memburu orang-orang yang diduga terkait jaringan aksi teroris itu. Pasalnya, tidak mungkin menjadi dilakukan sendirian, pasti ada otak serta pembantu untuk melancarkan aksi biadab tersebut.
Untuk keperluan itu, kepolisian pun telah memeriksa 17 saksi. "Kami terus mengembangkan penyidikan dengan memeriksa belasan saksi. Ini sangat berguna untuk bahan penyidikan sebagai upaya menelusuri serta menangkap siapa otaknya dan siapa teman-temannya itu," kata Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/9).
Meski mahir membuat bom sendiri, jelas Anton, kepolisian sangat yakin Pino tidak bekerja sendiri. Dipastikan ada pihak lain yang turut membantunya. Selain itu, juga diduga ada pemberi dana serta jaringan yang ikut membantunya.
Menurutnya, para saksi yang dimintai keterangan masih berhubungan dengan jaringan Muhammad Syarif, pengebom masjid di Mapolresta Cirebon. Diketahui, jaringan tersebut memiliki delapan bom yang belum ditemukan. "Pembuatnya (bom) masih kami dalami dan tunggu hasil penyelidikan,� tutur dia.
Sebelumnya, Polri memastikan Pino Damayanto alias Hayat sebagai pelaku bom bunuh diri BBIS Kepunton. Pelaku diduga bagian dari JAT Cirebon, yang menjadi DPO kepolisian, karena terlibat perusakan minimarket Alfamart pada 19 September 2010 dan bom bunuh diri M Syarif di masjid Adz-Zikro Mapolresta Cirebon pada 15 April lalu.(tnc/bie)
|